Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Generasi Z Butuh Pengakuan dan Rasa Percaya Diri

3 Desember 2017   17:42 Diperbarui: 4 Desember 2017   15:16 3680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Z tidak pernah lepas dari gadget (dok asita)

Memiliki anak termasuk generasi Z, yang terlahir sudah di zaman internet dan segala sesuatunya sudah dipermudah dengan teknologi canggih seperti saat ini menjadikan  generasi Z mempunyai ciri tersendiri. Saya mempunyai anak berusia 22 tahun yang lahir pada tahun 1995 yang termasuk rentang generasi Z yang lahir antara tahun 1995 sampai tahun 2010. Saat ini para generasi Z memang sering diperbincangkan karena dianggap memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Sebagai ibu dari tiga orang anak, hanya anak ketiga saya yang masuk generasi Z. Sebagai generasi Z, Dimas Ramadhan yang baru lulus dari Sarjana Humaniora, Universitas Indonesia memutuskan untuk menjadi model iklan dan wiraswasta di bidang media sosial. Diselingi waktunya untuk melakukan travelling sebagai backpacker.

Dimas Ramadhan sudah pernah ke puncak Gunung Rinjani Lombok (dok Dimas)
Dimas Ramadhan sudah pernah ke puncak Gunung Rinjani Lombok (dok Dimas)
Apa saja kegiatan Dimas di bidang media sosial adalah mengerjakan branding produk di media sosial bagi kliennya yang rata-rata perusahaan dimiliki anak muda juga dan endorse dari produk-produk anak muda di Instagramnya. Juga membentuk usaha kongsi bersama teman-temannya di bidang fotografi dengan membuat album buku tahunan sekolah-sekolah SMA. Di bidang sosial, Dimas menjadi anggota perkumpulan Youth of Indonesia yang diketuai artis Chelsea Islan. Organisasi anak muda ini didedekasikan untuk memberi semangat cinta tanah air kepada generasi muda.

Dengan Chelsea islan sebagai tim Youth of Indonesia (dok Dimas)
Dengan Chelsea islan sebagai tim Youth of Indonesia (dok Dimas)
Sebagai backpacker yang juga pendaki gunung pastilah Dimas yang lahir tanggal 25 Februari 1995 di Jakarta ini selalu membawa KayuPutihAroma kemana pun tujuan puncak gunung yang pernah didakinya. Dimas sudah pernah mencapai puncak Gunung Bromo, Gunung Kelimutu, Gunung Ijen, Gunung Rinjani dan yang paling besar tantangannya adalah mendaki Gunung Semeru. Karena puncak gunung selalu berhawa dingin, pasti di dalam tempat obat yang selalu masuk di ranselnya adalah obat sakit perut, obat anti muntah, obat masuk angin, obat sakit panas dan yang tidak pernah ketinggalan selalu membawa KayuPutihaAroma lavender yang memberikan efek menenangkan.

Pengalaman terakhirnya mendaki Gunung Semeru yang memerlukan waktu dua hari tiga malam untuk mencapai puncaknya mulai menginap di Danau Ranu Kumbolo membawa Dimas akan pentingnya selalu membawa  KayuPutihAroma lavender.

Dimas tidak lupa membawa KayuPutihAroma setiap pergi (Dok Asita)
Dimas tidak lupa membawa KayuPutihAroma setiap pergi (Dok Asita)
Dimas mendaki Gunung Semeru tahun 2016 lalu ketika bulan Desember sedang musim hujan. Jadi selama menginap di tenda di Ranu Kumbolo, Dimas merasa kedinginan.Sebelum tidur dia tidak lupa mengoleskan KayuPutihAroma lavender ke perut, punggung, dan keningnya sebelum tidur. Sehingga menjelang minus H-1 naik ke puncak Gunung Semeru, Dimas bisa tidur nyenyak dan bangun pagi sangat segar untuk persiapan mendaki Gunung Semeru. Berkat KayuPutihAroma perjalanan Dimas berhasil sampai puncak Gunung Semeru dengan lancar.

Memahami Generasi Z  perlu kesabaran. Karena  kemampuan mereka melakukan berbagai pekerjaan dalam waktu bersamaan.Sehingga kalau diajak komunikasi kadang-kadang tidak langsung menjawab dan sering kali tidak melihat lawan bicaranya. Misalnya bekerja di laptop sambil  mendengarkan musik dan sesekali memperbarui status mereka di Facebook , upload foto di Isntagram atau memberikan komentar pada status teman mereka. Tidak heran apabila saat berselancar di dunia maya mereka membuka begitu banyak laman dalam waktu bersamaan. Belum lagi membalas Whatsaap,  dengan banyak grup sampai kadang tidak sempat dibaca.

Dimas terpilih menjadi seleb instagram oleh Dreamline Radio (dok dimas)
Dimas terpilih menjadi seleb instagram oleh Dreamline Radio (dok dimas)
Sering kali Dimas juga berperilaku instan. Generasi Z menyukai pemecahan masalah yang lebih praktis. Hal ini disebabkan karena mereka lahir di dalam dunia yang serba instan. Sarapan Dimas pun sering kali serba instant contoh, roti tawar, sereal dan susu cair siap minum yang tidak  perlu repot diaduk dulu. Selain soal makanan,  juga soal melakukan travelling semuanya pesan serba online.Mulai pesan ojek dan makanan cukup lewat aplikasi ojek online.  Pesan tiket dan hotel  juga memakai aplikasi travel online. Melakukan pembelian pulsa dan membayar  tagihan kartu kredit semuanya dengan internet banking.

Dimas pernah menjadi juara I lomba foto oleh PT Jaya (dok dimas)
Dimas pernah menjadi juara I lomba foto oleh PT Jaya (dok dimas)
Generasi Z selalu terhubung dengan media sosial dan  tidak pernah lepas dari gadget. Ini terasa banget buat orangtua jadi bisa memantau kegiatan anak-anaknya. Jadi sebagai ibu saya juga mempunyai Facebook, Twitter dan Instagram. Karena Dimas sangat suka berkomunikasi dan bersosialisasi dengan beberapa orang lewat media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat, dan sebagainya. Dimas bisa mengekspresikan kegiatannya di media sosial di mana pun berada. Seringkali kegiatannya dilakukan secara live di Instagram. Ada nilai positipnya, jadi saya jadi tahu dengan siapa saja Dimas pergi dan kegiatan apa saja yang dilakukan bisa dipantau dari live Instagramnya.

Dimas sudah pernah mencapai puncak Gunung Semeru (dok Dimas)
Dimas sudah pernah mencapai puncak Gunung Semeru (dok Dimas)
Hobi sebagai pekerjaan. Karena Dimas sejak SMP sudah suka fotografi dan beberapa kali memenangkan lomba foto sehinggga mengantarkannya pergi ke negara lain yaitu Turki, Jepang dan Korea Selatan secara gratis.Sehingga Dimas sekarang bersama teman-temannya membuka usaha fotografi di bidang buku tahunan siswa SMA.

Generasi Z  juga cenderung lebih berjiwa pengusaha, karena itu Dimas tidak mau bekerja di kantoran.Sejak lulus bulan Agustus 2017 lalu, Dimas juga sedang  membangun bisnisnya sendiri di bidang marketing sosial media yang diberi nama Hatoris Communication.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun