Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Beruntung, Saya Bisa Melihat Kawah Ijen Sebelum Ditembok Pemerintah

23 November 2017   14:19 Diperbarui: 23 November 2017   16:43 5082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah Gunung Ijen yang berwarna hijau tosca (dok pribadi)

Apalagi di pagi hari kabut tebal masih menyelimuti pepohonan sangat eksotis untuk dinikmati pemandangannya. Di perjalanan kita juga akan berpapasan dengan penambang belerang yang mengangkut belerang di pundaknya sampai seberat 80 kilogram. Pengunjung yang datang kebanyakan wisatawan asing dari Eropa.

Saya dan anakku Dimas bisa melihat kawah Ijen tanpa kabut (dok pribadi)
Saya dan anakku Dimas bisa melihat kawah Ijen tanpa kabut (dok pribadi)
Transportasi dari Surabaya atau Denpasar, Bali bisa melalui jalan darat menuju  Banyuwangi ke pos akhir Paltuding bisa ditempuh dengan jalan yang mulus sekarang sekitar dua jam.

Apabila dengan cara backpack ke Gunung Ijen dari Terminal Bondowoso ada angkutan desa ke Kecamatan Sempol dengan ongkos Rp 15.000. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan ojek ke pos Paltuding dengan biaya sekitar Rp 50.000. Sedangkan dari Banyuwangi Anda harus naik angkutan desa dengan ongkos Rp 10.000 ke Kecamatan Licin dulu kemudian perjalanan bisa dilanjutkan dengan menumpang truk pengangkut belerang ke pos Paltuding hanya dengan ongkos Rp 5.000 per orang

Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Kementrian KLH berupa kamar seharga Rp 100.000 per malam atau vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.

Apabila Anda ingin lebih nyaman menginap di guest house milik PTP bisa memilih menginap di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai Rp 200.000 per kamar per malam. Tapi dari dua perkebunan ini Anda harus menyewa kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk keperluan mendaki gunung.

Puncak Gunung Ijen sebelum ada pembangunan. Begini harusnya suasana puncak gunung tidak ada bangunan. (dok pribadi)
Puncak Gunung Ijen sebelum ada pembangunan. Begini harusnya suasana puncak gunung tidak ada bangunan. (dok pribadi)
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin.

Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar empat jam bagi pejalan santai. Pemandangan di pagi hari juga lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum berbau.

Jangan lupa membawa jaket tebal, topi, syal leher dan sepatu kets untuk perlengkapan naik gunung. Senter juga diperlukan jika Anda ingin berangkat saat subuh ke kawahnya.

Kawah Gunung Ijen di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur berada di ketinggian 2.386 meter dari permukaan laut. Keindahan kawahnya yang berwarna hijau tosca berpadu dengan langit biru cerah dan lereng-lereng tebing yang terjal kecokelatan dengan garis tegas diatasnya membuat wisatawan akan terpesona dengan keindahannya.

Jalan terjal yang harus ditempuh sepanjang tiga kilometer dari pos akhir Paltuding membuat rasa capek akan sirna setelah mencapai puncaknya.

saya suka dengan pemandangan kabut tipis di lereng gunung ijen ini (dok pribadi)
saya suka dengan pemandangan kabut tipis di lereng gunung ijen ini (dok pribadi)
Kawahnya yang berbentuk lonjong dengan kepulan asap di beberapa tempat dan warna kuning dari belerang di pinggiran kawahnya membuat perpaduan yang indah pandangan mata. Hawa yang sejuk dan lereng gunung yang berupa hutan asli rimbun kehijauan diselimuti kabut menambah eksotis suasana di pagi hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun