Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Dari  Sebuah Mesin Tenun, Akhinya  Menjadi Mobil Toyota

18 Juni 2015   20:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:42 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sakichi Toyoda dilahirkan sebagai putra pertama dari keluarga petani.Ketika berusia 16 tahun, ia mengumpulkan teman-temannya untuk belajar bersama pada malam hari. Siang hari ia bekerja sebagai tukang kayu. Malam hari, ia melakukan penelitian soal mesin-mesin. Setelah Jepang menetapkan Undang-Undang Monopoli Paten pada tahun 1886, Toyoda makin berminat menciptakan sesuatu yang menurutnya dapat mempercepat pembangunan ekonomi Jepang.

Foto: awalnya mesin mobil dicobakan di sepeda dulu. Koleksi Museum Toyota di Nagoya , Jepang

Toyoda berkeinginan membuat mesin tenun yang lebih baik. Ia terus menerus memperbaiki rancangan alat tenun ciptaannya. Namun obsesi tersebut membuat ayahnya tak senang karena putranya mengabaikan pekerjaan sebenarnya sebagai tukang kayu. Penduduk desa juga mulai menganggap Toyoda sebagai orang eksentrik. Meskipun demikian, semangat Toyoda tidak terpatahkan, dan justru makin menguat setelah kembali dari perjalanan ke Tokyo untuk melihat Pameran Industri Nasional ke-3 pada tahun 1890.

Penemuan pertamanya berupa alat tenun dari kayu yang disebut Toyoda Wooden Handloom diciptakannya pada tahun 1890 ketika ia berusia 24 tahun, dan berhasil mendapat hak paten pada tahun 1891. Mesin tenun tersebut masih digerakkan secara manual, namun dapat meningkatkan produktivitas sebesar 40% hingga 50%. Toyoda lalu pindah ke Tokyo pada tahun 1892 untuk membuka bisnis penjualan alat tenun penemuannya. Walaupun industri tenun berjalan dengan baik, pembeli alat tenun ciptaannya hanya sedikit.

Foto: mesin mobil modern

Perusahaan tekstil skala kecil tidak mampu membeli alat tenun baru, sedangkan industri tenun skala besar memerlukan mesin tenun bertenaga listrik yang masih harus diimpor dan berharga lebih mahal. Oleh karena itu, Toyoda berkeinginan menciptakan mesin tenun bertenaga listrik. Namun ia tidak punya cukup uang untuk memulai penelitiannya. Perusahaan alat tenun milik Toyoda di Tokyo ternyata tidak berumur panjang. Pada tahun 1893, Toyoda yang ketika itu berusia 26 tahun, menutup bisnisnya dan kembali ke kampung halamannya. Ia juga ditinggalkan oleh istrinya yang tidak tahan suaminya terlalu terobsesi dengan alat-alat ciptaannya.

Tahun 1933 tepatnya Toyota Motor Corporation didirikan pada  bulan September sebagai divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis Toyoda. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus 1937 untuk menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini.

Toyota menjadi pabrik mobil terbesar ketiga di dunia yang menghasilkan 5,5 juta unit mobil di seluruh dunia. Jika dihitung, angka ini sama dengan memproduksi 1 unit mobil dalam 6 detik.Nama Toyota sebenarnya di ambil dari nama pendirinya namun dimodifikasi agar memudahkan penyebutan Toyoda menjadi Toyota.

Foto: Peserta Kompasianer yang ikut visit Kompasiana di PT TMMIN

Sakichi Toyoda memiliki putra yang bernama Kiichiro Toyoda  yang menjadi pendiri Toyota Motor Corporation. Selain itu, ia juga memiliki seorang anak perempuan yang bernama Aiko Toyoda. Atas jasanya, Toyoda diberi penghargaan Blue Ribbon Award dan Order of Merit Third Class dari pemerintah Jepang.

Berangkat dari industri tekstil, perusahaan ternyata menggunakan penamaan Toyota lebih karena penyebutannya lebih enak daripada memakai nama keluarga pendirinya, Toyoda. Inilah beberapa tonggak menarik perjalanan Toyota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun