Yang mulai nanar menatap sinar
"Sebaiknya aku pergi menemui-Mu, Tuhan,"
Seolah setengah pinta,
"Sebagaimana tiga teman sebayaku
Memenuhi panggilan-Mu."
Tetapi nafasnya semakin tersengal
Mengeluhkan deru bertalu dari jantung
Ke ulu hati. Seperti sepaduan suara
Menyanyikan lenguh berkepanjangan
"Tuhan, andai berkenan, dekap aku di surga-Mu,"
Dan sepercik air mata mewujud penanda
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!