Asihpun agak panik, iapun berujar, "ya udah nanti abis mengemis ibu obati kakinya ya,"kata Asih membujuk.
Tiba-tiba sayup-sayup terdengar seseorang berteriak tanda peringatan.Asih kebingungan tatkala yang datang adalah  petugas satpol PP. Sontak ia menarik baju Rozak dan berlari kearah barat seberang jalan.
Ia tak menghiraukan teriakan sopir dan pengguna jalan lainnya. Yang ada dalam benaknya menyelamatkan diri.Ia tak mau  berurusan dengan petugas yang tidak ramah itu.Dan "sretttt....brakkk..." Sebuah truk  yang melaju  kencang dari arah berlawanan menabrak seketika ibu dan anak itu.Kejadian itu begitu singkat Asih dan Rozak anaknya terluka parah.Belum sempat bantuan datang ibu dan anak itu menghembuskan nafas terakhir, inna lillahi wa inna lillahi roji'un.
Suasana duka di rumah kontrakan itu.Ririn sedari tadi tercenung melihat temannya terbujur kaku.Ia masih gak percaya apa yang terjadi.Bang Jupri tak terlihat batang hidungnya.Hanya segelintir orang mengerumuni jenazah Asih dan Rozak. Kesedihan melanda di hati mereka.
Seperti ada pelajaran berharga atas kejadian itu. Sore itu jenazah Asih dan Rozak dimakamkan. "Selamat  jalan Asih, Rozak...Semoga Alllah mengampunimu dan memaafkanmu," lirih Ririn mendoakan Asih. Sesal sedih menyelimuti hatinya, andai ia tak membujuk Asih untuk mengikuti jejaknya, tidak bakalan Asih dan anaknya meninggal.
Nasi telah menjadi bubur, penyesalan selalu datang belakangan.
Ririn melangkah gontai meninggalkan TPU di Seroja itu. Ia masih teringat harapan Asih yaitu menyekolahkan Rozak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H