Mohon tunggu...
Asih Iqbal iqbal
Asih Iqbal iqbal Mohon Tunggu... Guru - Tri harnanik atas asih

Tri harnanik atas asih, pekerjaan guru, pendidikan S1 pendidikan agama islam, UMJ Penulis novel, cerpen, puisi, artikel freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pilihan Terakhir

21 Februari 2022   09:37 Diperbarui: 21 Februari 2022   09:42 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Rupiah demi rupiah masuk ke kalengnya itu. Mata Asih melirik sebentar ke arah kaleng  itu. Sedangkan anak itu tak putus-putusnya merintih kesakitan. Dan begitulah kegiatan tiap hari Asih dan Rozak di sepanjang pinggir jalan menuju lampu merah.


"Gimana Sih  pekerjaan hari ini, berapa yang kau dapatkan?"Tanya Ririn penasaran.


Mereka sengaja bertemu di pos sepi yang biasa tepat berkumpul anak jalanan.Kalau malam begini tak ada orang yang curiga.

"Wah  banyak sekali ,Rin.Tadi Bang Jupri dah ambil sebagian dan ini upahku untuk kerja keras hari ini.Gimana kalau sebulan ya,Rin?" tanya Asih dengan wajah berbinar.


"Ya, itu kamu bisa mengira-ngira nanti. Jangan boros Sih, uang itu baiknya kamu tabung untuk masa depanmu dan anakmu," nasehat Ririn. 

Ririn sendiri sudah mengumpulkan modal untuk membangun usaha di kampungnya. Ia tak mau kerja yang penuh resiko ia lakoni  terus.


"Besok kita pindah tempat, karena tempat kemarin sudah dikuasai oleh si Joni. Bang Jupri katanya kalah waktu judi minggu kemarin, " kata Ririn. 

"Gak masalah,Rin yang penting aku masih bisa melakukan pekerjaaan ini," pintanya kemudian.

Ririn manggut-manggut mengiyakan alasan Asih.Ia juga merasakan kegundahan di hati  temann yaitu. Ririn juga mengalami ujian dalam  rumah tangga dengan suaminya yang pemabuk dan penjudi. Sekarang genap 5 tahun suaminya mendekam di penjara.Berarti kurang 5 tahun lagi Ririn harus menunggu bebas suaminya.


Dan hari itu mereka kembali menjalankan profesi masing-masing. Asih dan Rozak kembali  duduk dan sesekali jalan terseok-seok di jalanan yang lengang. Tumben hari ini sepi  sekali..Diliriknya kaleng yang isinya beberapa lembar  uang ribuan..


"Mak...aku capek, kakiku  kok nyeri sekali ya mak?"tanya Rozak sambil nunjuk kaki kanannnya.Asih segera melihat ke arah kaki yang ditunjuk Rozak. Memang beberapa hari kaki itu tak pernah dibersihkan setelah mereka mengemis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun