Asifatul Zannah 1), Ayu Alida 2), Lingga Pasha Purnama Putri 3), Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon. Jl. Perjuangan Sunyaragi, Cirebon 45132, Jawa Barat, Indonesia
ABSTRAK
Telur semut rangrang atau kroto (Oecophylla smaragdina) memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan, khususnya untuk menurunkan kadar gula darah. Artikel ini membahas kandungan nutrisi kroto, mekanisme bioaktifnya dalam mengelola kadar gula darah, dan hasil penelitian yang mendukung manfaat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni dengan teknik wawancara. Wawancara membantu mengumpulkan data penelitian dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Penelitian ini juga dibantu dengan jenis dan sumber data yang berasal dari buku literature dan jurnal  terkait secara induktif. Implikasinya,kroto bisa menjadi salah satu bahan alami yang menjanjikan dalam mendukung pengelolaan kadar gula darah.
Keywords: Kroto, Oecophylla smaragdina, kadar gula darah, diabetes, flavonoid.
PENDAHULUAN
Serangga merupakan salah satu kelompok hewan terbesar di dunia. Kelompok ini mencapai lebih 70% dari seluruh jenis hewan dan 1 juta jenis telah diidentifikasi. Serangga berpotensi menjadi hama jika kelompok ini mengalami ledakan populasi. Namun demikian, terdapat peran positif serangga yang tidak disadari yakni sebagai agen penyerbuk bagi sebagian. besar tumbuhan di alam dan sumber pangan alternatif. Beberapa studi menyebutkan bahwa serangga dapat menjadi sumber makanan baik bagi manusia maupun binatang lain. Beberapa serangga juga dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit pada manusia salah satu nya adalah semut (Angkasa s.2015).
Semut merupakan salah satu hewan kelompok insecta yang di katakan sebagai indikator hayati, sebagai alat monitoring perubahan kualitas lingkungan dan penentuan hewan konservasi. Beberapa jenis semut dimanfaatkan sebagai obat kadar gula darah salah satunya yaitu semut rangrang. Semut rangrang termasuk hewan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, yaitu sebagai penghasil kroto atau telur semut yang banyak sekali manfaat nya, salah satunya untuk pengobatan kadar gula darah manusia (Suhara. Â 2019).
Semut dikenal sebagai serangga sosial, karena dalam satu koloni semut yang terdiri dari ribuan individu per koloninya. Organisme ini terkenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur dan memiliki perang masing-masing yang dibagi menjadi semut pekerja, prajurit, pejantan dan ratu. Semut merupakan salah satu kelompok hewan yang dikatakan sebagai indikator hayati dan sebagai alat monitoring perubahan kualitas lingkungan. Hal ini didukung oleh sifat semut yang dapat hidup diberbagai tempat. Walaupun banyak spesies semut yang mampu membuat sarang dalam kondisi yang cukup variatif, namun banyak juga yang memerlukan kriteria tertentu dan khusus untuk membangun sarang. Bentuk tubuh semut yaitu tidak mempunyai tulang di dalam badannya, namun badan semut dibalut oleh lapisan kulit yang keras, seperti serangga lainnya. Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu: kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Ciri-ciri semut bagian kepala, dada (thorax), perut (abdomen) dan organ lainnya (mata, kaki, dan sayap). (Yusdira, A. Et al 2014)
Semut menjadi salah satu serangga yang memiliki banyak spesies. Salah satu jenis semut yang paling sering dijumpai adalah Semut rangrang (Oecophylla smaragdina). Semut rangrang ini merupakan salah satu semut yang membangun sarang di atas pohon dengan cara merajut daun-daun di pohon serta memiliki tingkah laku yang cukup agresif terhadap spesies semut lain di sekitarnya. Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) termasuk serangga dalam ordo Hymenoptera, family Formicidae. Semut rangrang merupakan serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Semut rangrang membentuk sarang di bagian tajuk pohon. Sarang dibentuk dari jalinan beberapa helai daun muda dengan menggunakan sutera yang dikeluarkan dari mulut larva. Sarang bersifat polydomous artinya satu koloni mendiami banyak sarang dalam satu pohon atau dalam pohon yang berbeda.Dalam satu sarang dapat ditemukan ratusan sampai ribuan semut pekerja . Di alam, semut ini banyak ditemukan mendiami pohon-pohon berdaun lebar, lentur, dan tidak bergetah seperti mangga, kelapa, karet, jati, jambu air, nangka, rambutan, duku, kakao, sirsak, jengkol, jeruk, atau kedondong . (Zakariaso, B & Nugroho, H. 2024).
Semut rangrang termasuk ke dalam semut eusosial yang masih tergolong ke dalam keturunan lebah atau tawon. Semut sangat berperan penting dalam ekosistem. Keberadaan semut memiliki peran penting dalam ekosistem diantaranya sebagai ecosystem engeener atau soil engeener selama proses pembuatan sarang. Iklim mikro memiliki pengaruh terhadap keberadaaan semut, perubahan iklim mikro ikut berpengaruh terhadap perubahan perubahan proses fisiologis semut dan berpengaruh terhadap proses fisiologis semut sehingga berpengaruh pada keragaman spesies semut. Dalam satu spesies, semut terdiri dari beberapa koloni dengan jarak antar sarang yang cukup jauh, sehingga memungkinkan adanya perbedaan faktor lingkungan yang mampu mempengaruhi variasi gen pada setiap koloni semut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi genetik pada semut rangrang (Oecophylla smaragdina) dari 3 koloni yang berbeda. Keragaman genetik yang dihasilkan dari analisis DNA ini dapat berguna untuk mengetahui variasi genetik tiap koloni semut sebagai penentuan hubungan kekerabatan antar individu atau populasi pada semut rangrang (Oecophylla smaragdina). (Zakariaso, B & Nugroho, H. 2024).