Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hati-hati Memberikan Stimulus Kepada Anak

4 September 2018   04:44 Diperbarui: 4 September 2018   18:58 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lewat gaya komunikasi seperti demikian, tidak aneh bila kemampuan berbahasa si buah hati tak terarah secara maksimum. Perbendaharaan kata yang dipunyai si anak jadi terbatas dan anak pula menjadi kurang terpicu untuk berfikir logis serta analitik.

"Sejak anak masih bayi, orangtua mesti aktif mengajak anaknya berbicara dan berinteraksi di manapun dan kapanpun. 'kenapa sedih sayang? Kamu haus ya? Ingin makan? Nanti, ibu bikinin' atau 'siapa sudah mandi?' 'Cium dulu dong'. Walau berkesan simpel, mengajak si kecil berkomunikasi semenjak dini seperti itu, bakal melatih kemampuan berbicaranya," ungkap Nuran.

Seterusnya, ketika anak telah bisa merespon pembicaraan, perhatikanlah setiap ucapannya. Kalau terjadi kekeliruan, usah ragu menanyakan lagi maksud pernyataan anak. Contohnya, saat anak berucap "buyung" padahal yang dimaksud adalah "burung", cepat perbaiki dengan ejaan yang tepat supaya bisa dituruti olehnya.

Hindarkan upaya memahami bila si kecil berkomunikasi dengan menggunakan "kode". Sebagian anak yang belum lancar bicara lebih memilih komunikasi dengan menggunakan body language (bahasa tubuh). Seperti menunjukkan sesuatu yang dimaui olehnya.

"Bila komunikasi menggunakan bahasa tubuh, ajak anak bergerak untuk mengetahui apa yang diinginkannya sembari menjelaskan apa yang dimaksud. 'oh, Dede mau makan', misalnya," jelas Nuran.

Bagaimana jika si kecil mengalami keterlambatan bicara?

Nuran menyarankan orangtua tak cepat-cepat melabeli speech delay (terlambat bicara). Setidaknya hingga si anak berumur lima tahun.

"Anak baru dapat disebut mengalami keterlambatan bicara, ketika umurnya di atas lima tahun. Orangtua kudu sabar sampai anak berumur tiga tahun untuk mengenali apakah dia mengalami speech delay. Kalau masih di bawah tiga tahun, orangtua cuma butuh memberikan stimulus kepada si kecil dengan cara sering melakukan komunikasi dengannya," kata Nuran lagi.

Tentang stimulus yang dapat dilakukan oleh orangtua, Nuran memberikan beberapa tips sebagai berikut ini.

1. Main bersama

Kegiatan bermain adalah salah satu stimulasi untuk perkembangan bahasa anak secara optimal. Mengajak si kecil bermain flash card, contohnya, bakal bisa menambah kosakata yang baru. Jadikan aktivitas ini sebagai aktivitas sehari-hari dan terstruktur. Arahkan si kecil untuk meniru ucapan Anda sembari menunjukkan gambar yang dimaksud. Ketika anak telah dapat menyebut nama-nama benda pada gambar itu, biarkan dia yang mengucapkannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun