Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Drama di Balik Pengambilan Keputusan

13 Juli 2018   05:55 Diperbarui: 13 Juli 2018   09:17 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendala lain yang kerap dihadapi dalam proses pengambilan keputusan adalah ketidakberanian dalam memutuskan. Meski sudah mengetahui, mempertimbangkan, dan punya kontrol untuk melakukan, namun sang individu tak kunjung memutuskan. Agar lebih berani, miliki mindset yang benar tentang diri dan kemampuan sendiri. Lantas, siaplah menghadapi segala konsekuensinya.

Masih ada sejumlah kendala yang sering menghalangi dalam memutuskan sesuatu, seperti kemampuan berpikir yang kurang matang, tidak siap menanggung risiko sehingga menunda pengambilan keputusan, atau terlalu subjektif dan tidak bersedia mendengar nasihat orang lain.

Kedua pakar ini sepakat bahwa kemampuan decision making bisa dipelajari dan dilatih sejak dini.

Caranya? Menurut Irvan, ajarkan seorang anak agar bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, dimulai dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya mau makan apa, pakai baju apa, atau main apa.

"Ketika beranjak dewasa, ajak anak berpikir tentang pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam mengambil keputusan, begitu pula konsekuensi, konteks, dan sisi ekologis dari setiap keputusannya," ujar Irvan.

"Mindset seseorang bisa dibentuk sedari kecil sehingga mereka punya pengalaman dalam mengambil dan menimbang sebuah keputusan. Dari sana, diharapkan ketika dewasa mereka pun sudah terlatih dari kecil untuk mengambil keputusan yang benar," ungkap Irvan.

Memang, kemampuan decision making perlu ditanamkan sejak dini.

Ini bisa dilakukan dengan memberi kesempatan pada anak untuk menentukan pilihannya sendiri, sebagai ajang latihan kemampuan pengambilan keputusan dan menumbuhkan perasaan mampu mengendalikan diri dalam suatu situasi dilematis.

Caranya? Ajak anak berlatih disiplin dengan membersihkan tempat tidur, tempat makan, dan berangkat sekolah tepat waktu. Jangan lupa orangtua juga perlu menjadi sahabat bagi anak, sehingga anak tidak segan menceritakan masalahnya.

Kemampuan pengambilan keputusan dikatakan berhasil bila seseorang berani bertanggung jawab atas apa yang dipilihnya, melakukan tahapan yang benar dalam pengambilan keputusan, menyelesaikan masalahnya secara mandiri, serta bersikap terbuka atas masalahnya.

"Ketika seseorang sudah bisa mandiri dan mulai berani beropini tentang apa yang mau diputuskan, apalagi ketika mereka sudah bisa memberikan alasan-alasan pendukung, inilah indikator keberhasilan dalam mengambil sebuah keputusan," pungkas Irvan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun