Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerilya Politik Bukan Makar, Kepung Presiden Jokowi

7 September 2018   17:07 Diperbarui: 7 September 2018   17:43 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini. Hoax pun bisa jadi senjata ampuh untuk gerpol.  Hoax pun sangat mungkin adalah salah satu bentuk komunikasi yang merusak fungsi komunikasi itu sendiri yang berdampak luar biasa berbahaya dan sangat berpotensi merusak kehidupan bermasyarakat dan bernegara di segala segi. Terlebih yang berbau SARA tentu.

Harga telur yang naik, ada masalah aturan di BPJS yang ribet, Dolar amerika yang menguat, sukses Asian Games 2018 pun bisa diolah jadi serangan gerpol kepada Pemerintah.   Dan tidak bisa disalahkan bila ada yang berpandangan bahwa gaya dan nada bicara Prabowo, EsBeYe, Zulkifli Hasan, AHaYe, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet dan juga yang lain-lain. Tidak lain adalah bentuk-betuk serangan gerilya politik juga.

Yang luar biasa hebat adalah deklarasi "Jokowi-Ma'ruf Amien pun dimanfaatkan oleh para pemain politik untuk bergerilya.

Bung Karno, Pak Harto,  Bu Mega dan Presiden Jokowi membawa perubahan

Bung Karno sejak proklamasi kemerdekaan 1945 hingga 1967 bisa bertahan memerintah negeri ini karena berhasil membawa perubahan nasib bangsanya dari sebagai bangsa jajahan menjadi bangsa yang merdeka.

Pak Harto membawa perubahan dengan membubarkan MPRS dan menjadikan negara seperti dalam keadaan semu. Karena MPR yang menjadi lembaga tertinggi di negara ini seperti "dikuasai Pak Harto. 

NKRI negara merdeka. Tetapi faktanya seluruh elemen bangsa dihantui rasa takut luar biasa. Seperti lebih menakutkan dari zaman penjajahan. Yaitu takut dicap sebagai orang peka'i. Atau takut dicap sebagai kelompok anti Soeharto.

Bu Mega menjadikan negara harus menggunakan UUD'45 yang diamandemen "kebablasan" tanpa peduli dengan Pancasila. Dan mengawali tradisi baru dengan ada Pilpres.

Presiden Jokowi sejak memimpin negara ini secara nyata dan pasti mulai membuat perubahan dengan menyingkirkan kaki tangan nekolim---mafia, yang ikut ongkang-ongkang kaki di kursi birokrasi NKRI.

Presiden Jokowi tampak hati-hati dan agak terlalu menahan diri menghadapi serangan kritis, keras, pedas yang semena-mena melecehkan dan menghina, dari tokoh-tokoh sekelas Fahry Hanzah, Prabowo, EsBeYe, Rizal Ramli, Rocky Gerung sampai yang sekelas Yusril Ihza Mahendra.

Presiden Jokowi segera dapat tempat di hati rakyat karena menghadirkan perubahan yang merobah pandangan rakyat yang memancarkan optimisme sebagai suatu bangsa yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun