Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Wapres Tergantung "Kekuatan" Presiden dalam Melayani Kepentingan Bangsa

16 Agustus 2018   08:10 Diperbarui: 16 Agustus 2018   08:14 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kedelapan. Kalau perlu harus diatur oleh Paspampres agar Presiden dan Wakil Presiden tidak pernah sempat hadir bersamaan dalam satu acara, kecuali dalam upacara kenegaraan---17 Agustus.

Presiden sangat berkepentingan menjaga agar Wapresnya tetap dalam sehat wal afiat siap  setiap saat di belakang meja kerja sebagai wakilnya.

Kesembilan. Seorang Wapres tidak bisa menjadi Presiden yang sempurna jika Presiden tiba-tiba berhalangan tetap. Wapres mutlak harus "menyempurnakan" tugas Presiden yang berhalangan tetap untuk melaksanakan tugas sebagai Presiden dan kepala negara serta mengadakan Pilpres sebelum usai masa baktinya.

Kesepuluh. Menurut penulis. Presiden Jokowi mempersiapkan pemerintahan NKRI 2024-'29 untuk menyambut seabad kejayaan NKRI pada 2045. Presiden Jokowi tidak bisa masa bodoh dengan pemerintahan berikutnya sesudah masa baktinya selesai tuntas.

Presiden Jokowi tidak mau terlalu membebani dengan permasalahan-permasalan pelik yang sulit kepada pemerintah berikutnya yang melanjutkan pemerintahan di negeri ini.

Keterbatasan Presiden Jokowi adalah kekuatan dahsyat

Ada orang-orang yang tampak sengaja melecehkan kemampuan Presiden Jokowi yang terkesan seperti orang yang sangat dikekang bibir dan lidahnya oleh para malaikat.

Mereka---elit politik, yang mungkin mengidap kelainan saraf, sering latah berceloteh asal omong---ngawur, mencoba menggoreng kata-kata Presiden yang sekiranya bisa dimain-mainkan untuk membulinya.

Presiden kalau tidak salah, secara semena-mena sering jadi bahan ejekan Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet, Fadli Zon, Fahri Hamzah dan masih banyak lagi yang lain. Pasti dengan alasan mengkritik Presiden.

Memang benar. Di dunia manapun mengkritik presiden tidak dilarang. Kecuali di NKRI zaman Pak Harto. Tetapi menghina dan merendahkan seorang kepala negara bisa  menumpahkan darah dan mempertaruhkan nyawa. 

Menurut dugaan penulis. Jangan-janganPresiden Jokowi mungkin pernah dinasihati oleh Sang Ibu bahwa semua ujaran kebencian dan hinaan yang diterima adalah untuk menguji kekuatan dahsyat iman dari hatinya senantiasa merendah serendah hati rakyat jelata yang dipimpinnya.

 Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun