Itulah sebabnya Mega Hamzah dapat menyelesaikan tugas yang diemban dengan sempurna---sukses. Walaupun keduanya punya sejarah dan latar belakang politik yang berbeda.
Wapres zaman Pak EsBeYe
JeKa diajak jadi Wapres oleh EsBeYe, mungkin dengan pamrih agar dapat dukungan kuat dari Golkar untuk menandingi kekuatan Megawati---PDI-P.
Pengalaman JeKa sebagai politikus dapat dimanfaatkan EsBeYe dengan baik. Masalah konflik berdarah di Aceh---GAM, Poso dan Ambon terbukti bisa ditangani EsBeYe berkat kelihaian JeKa.
Pada periode kedua masa jabatan EsBeYe persoalan yang dihadapi presiden berubah. Masa kepemimpinannya akan berakhir dan tidak bisa maju lagi.
EsBeYe mungkin sudah melihat pemerintahannya akan meninggalkan banyak masalah. Dan salah satunya adalah masalah di perbankan. Maka dipilihlah Budiono---Gubernur Bank Indonesia, sebagai Wapres.
Wapres zaman Pak Jokowi
Pak JeKa lebih memilih diajak jadi Wapres oleh Megawati pun sangat jelas untuk mengendalikan elit Golkar yang biasa bermain mempengaruhi jalannya pemerintahan.
Karena ada Pak Jeka maka Pak Jokowi tidak akan terlalu meladeni ulah Golkar, PKS, Gerindra, Demokrat dan juga orang-orang PDI-P "faksi" khusus yang terus ngajak adu tanduk di kandang banteng sendiri untuk "mengimbangi" kisruh antara koalisi em'pe dengan koalisi i-ha di ruang depe'er.
Pak Jokowi terus bekerja sesuai nawacita yang dijanjikan. Pak Jeka duduk manis di belakang meja Wapres dan sesekali secara insting ikut berkomentar yang agak kontroversial---mengejutkan, dibaca publik.
Peran Wapres bagi Jokowi terkait Cawapres Ma'ruf Amin