Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo "Bom Waktu" Indonesia Bubar 2030?

18 April 2018   07:43 Diperbarui: 18 April 2018   08:49 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Prabowo ambil posisi salah tempat

Di tahun politik ini seperti sengaja "diviralkan" seolah-olah hanya Prabowo yang harus jadi presiden menggantikan Presiden Jokowi yang selesai masa jabatan 2019.

Sudah viral di medsos. Kalau Prabowo tidak menjadi presiden, sudah diisyaratkan bahwa akan terjadi prahara besar yang akan menerpa seluruh dunia dan akan membubarkan Indonesia.

Reaksi spontan segera muncul memaki dan memaki-maki Prabowo sejadi-jadinya oleh mereka yang merasa memiliki negara.

Insting bereaksi membela Prabowo juga secara spontan segera muncul dari para teman dekat, sahabat dan pendukung setia Prabowo. Tetapi sama sekali pembelaan mereka tidak bisa mengurangi apa lagi untuk menghilangkan pandangan yang melekatkan citra buruk pada Prabowo yang terlanjur meneriakkan Indonesia bubar 2030.

Peringatan dini Prabowo, bom waktu

 Dikatakan oleh mereka. Bahwa Prabowo hanya memberi peringatan---keras, sedini mungkin bahwa Indonesia bisa bubar 2030.

Tentu saja pembelaan-pembelaan tersebut juga bisa terbaca membawa kesan politik yang harus dimaklumi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan Pilpres 2019.

Yaitu kesan seakan-akan 2019-'24, kalau bukan Prabowo presidennya 2030 Indonesia bisa bubar. Dan kesan yang semacam itu yang menempatkan Prabowo seperti bom waktu yang berbahaya di negeri ini. Kalau Prabowo tidak diberi kesempatan jadi presiden.

Tetapi juga berisi peringatan sebaliknya. NKRI 2030 pasti bisa bubar kalau Prabowo yang jadi presiden.

Bangsa Indonesia bukan bangsa penakut

Memang siapa pun boleh memberi peringatan dini yang membahayakan negeri ini demi cintanya kepada negara. Tetapi Bangsa Indonesia tidak pantas untuk takut menghadapi bahaya serangan kaum neo kolonialis-imperialis.  

Tidak perlu takut "serbuan" kaum marxis-kapitalis. Tidak perlu takut teror kaum teroris isis; maupun takut kepada kaum fasis ekstrim yang diskriminasi atau rasialis dalam segala bentuk dan modus perbuatan mafia.

Yang perlu ditakuti Bangsa Indonesia

Yang pantas ditakuti Bangsa Indonesia adalah kalau ada sebagian di antara elemen bangsa yang masih tetap bodoh dan disesatkan dalam berbangsa dan bernegara. Terutama mudah dikacaukan dengan doa mantera berbau SARA.

Bangsa Indonesia adalah bangsa perkasa dan tangguh karena digembleng oleh pengalaman sejarah perjuangan yang panjang berabad-abad.

Sebaiknya Bangsa Indonesia harus sudah menyadari bahwa negara-negara di seluruh dunia sesungguhnya butuh peradaban bernegara seperti Bangsa Indonesia. Yang diamanahkan Pancasila.

Yaitu bernegara yang mengisyaratkan peradaban bernegara harus berketuhanan; peradaban bernegara yang harus berperikemanusiaan; peradaban bernegara yang harus mempersatukan semua bangsa-bangsa; peradaban bernegara yang harus menghargai demokrasi sebagai etika berbangsa dan bernegara bagi semua negara. Dan peradaban dunia yang mutlak harus mewajibkan seluruh negara menyejahterakan setiap individu rakyatnya.

Pernyataan lain

Yang tidak kalah buruk dan parah dengan Prabowo yang berkhayal Indonesia bubar 2030, adalah dilontarkannya pernyataan-pernyataan atau pendapat asal omong yang tidak berdasar.

Dikatakan bahwa Indonesia bisa bubar sebelum 2030. Bisa bubar bulan depan. Bahkan bisa bubar minggu depan ataupun esok hari, terlepas dengan alasan "kalau" begini dan begitu.  Atau bisa bubar "asal" keadaan tetap begini atau keadaan tidak diganti..

Menurut penulis. Pernyataan demikian hanya pantas dikemukakan oleh orang-orang yang oleh Bung Karno disebut kaum sontoloyo yang memang benar sontoloyo.

Kaum sontoloyo hanya mau numpang tenar dengan bayaran besar. Maunya hanya ongkang-ongkang hidup nyaman dan mewah, tanpa bersusah-susah kerja.  

Mereka termasuk golongan pengkhianat yang tidak suka membayar pajak kepada negara. Mereka mengira lebih aman simpan duit dolar di luar negeri. Agar tidak dipajaki negaranya.

NKRI tidak bisa bubar

Bangsa Indonesia tidak lagi perlu  percaya ataupun yakin bahwa NKRI bisa bubar.

"Indonesia bubar 2030," yang diucapkan Prabowo itu omongan orang yang sedang kacau balau. Hanya perlu cukup diketahui siapa yang omong.

Bangsa Indonesia harus benar-benar bisa menyadari dengan pasti bahwa NKRI tidak akan pernah bisa bubar. Sekali pun seandainya hari ini "Jokowi-JeKa" tiba-tiba menghilang seperti lenyap tak berbekas tertelan bising sumpah serapah dan ujar kebencian mahluk-mahluk yang menurut Amien Rais disebut pengikut partai setan dan partai allah.

Banyak tokoh sepantar siap meneruskan atau mendampingi Presiden Jokowi

Keliru besar dan sungguh sangat menunjukkan kerendahan mutu Bangsa Indonesia dalam bernegara. Bila dikira hanya Prabowo dan mereka yang berdinasti yang pantas bersaing melawan Presiden Jokowi.

Atau hanya Prabowo  sosok yang dipandang layak mendamping Presiden Jokowi di Pilpres 2019.

Perbedaan citra pribadi antara Presiden Jokowi dan Prabowo tidak perlu dipersoalkan karena yang demikian adalah murni hak pribadi yang tak bisa direkayasa atau dipalsukan. 

Yang perlu dipertanyakan hanyalah motif suci yang ada di hati dan pikiran Prabowo yang tampak masih ngotot ingin jadi RI Satu. Pada hal Presiden Jokowi masih berhak untuk berbakti pada periode dua?

Pertarungan Prabowo-Jokowi sebaiknya cukup sekali saja pada 2014.  Pertarungan kedua pada Pilpres 2019 akan sangat tidak seimbang meskipun Prabowo bertarung menggunakan cara  cerdik Anies-Sandi menendang Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 yang lalu.  Modal pilihan hati rakyat agaknya sudah merata untuk Presiden-nya.

Pesaing dan Cawapres, Presiden Jokowi

Barangkali Yusril Ihza Mahendra lebih layak maju bersaing melawan Presiden Jokowi. Karena sudah puluhan tahun terlihat ambisinya yang menggebu dan sempat secara tidak langsung memandang Jokowi sebagai prsiden "goblok."

Sosok lain yang pantas dipasang kape'u untuk bersaing dan menggeser Presiden Jokowi adalah Rizal Ramli yang sejak lama memandang "Mas Jokowi" perlu diajari jadi Presiden yang baik karena menurutnya mungkin gampang dibohongi pembantu-pembantunya.

Bagi Presiden Jokowi tidak akan sulit memilih Cawapres-nya. Mereka cukup banyak dan semua sudah siap menerima bila ditunjuk untuk berbakti kepada negara sebagai Wapres mendampingi Presiden.

Tentu saja yang diharapkan seluruh Bangsa Indonesia, semoga  Presiden RI dan Wapres RI 2019-'24 adalah pasangan yang merupakan Dwitunggal yang abadi.

Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun