Yang perlu dipertanyakan hanyalah motif suci yang ada di hati dan pikiran Prabowo yang tampak masih ngotot ingin jadi RI Satu. Pada hal Presiden Jokowi masih berhak untuk berbakti pada periode dua?
Pertarungan Prabowo-Jokowi sebaiknya cukup sekali saja pada 2014.  Pertarungan kedua pada Pilpres 2019 akan sangat tidak seimbang meskipun Prabowo bertarung menggunakan cara  cerdik Anies-Sandi menendang Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 yang lalu.  Modal pilihan hati rakyat agaknya sudah merata untuk Presiden-nya.
Pesaing dan Cawapres, Presiden Jokowi
Barangkali Yusril Ihza Mahendra lebih layak maju bersaing melawan Presiden Jokowi. Karena sudah puluhan tahun terlihat ambisinya yang menggebu dan sempat secara tidak langsung memandang Jokowi sebagai prsiden "goblok."
Sosok lain yang pantas dipasang kape'u untuk bersaing dan menggeser Presiden Jokowi adalah Rizal Ramli yang sejak lama memandang "Mas Jokowi" perlu diajari jadi Presiden yang baik karena menurutnya mungkin gampang dibohongi pembantu-pembantunya.
Bagi Presiden Jokowi tidak akan sulit memilih Cawapres-nya. Mereka cukup banyak dan semua sudah siap menerima bila ditunjuk untuk berbakti kepada negara sebagai Wapres mendampingi Presiden.
Tentu saja yang diharapkan seluruh Bangsa Indonesia, semoga  Presiden RI dan Wapres RI 2019-'24 adalah pasangan yang merupakan Dwitunggal yang abadi.
Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI