Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Gaib Kaos Tagar #2019GantiPresiden

15 April 2018   17:23 Diperbarui: 15 April 2018   17:41 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Presiden sampai nitizen bicarakan kaos

Kaos hitam dengan grafis putih yang terlihat di layar kaca televise menjadi omongan panjang yang dipersoalkan.

Yang demikian wajar saja. Karena diucapkan Pak Jokowi yang mungkin agak jengkel menghadapi elit-elit politik yang "latah," yang di zaman Bung Karno mungkin disebut kaum sontoloyo; sedang di zaman Gubernur Ahok mungkin disebut sebagai orang-orang pinter tetapi pura-pura bego.

Presiden bertanya dengan gaya orator yang memang disengaja bernada candaan politis yang kira-kira menegaskan, apa mungkin sih hanya dengan kaos, presiden bisa diganti?

Mengganti presiden harus sulit dilakukan

Tentu saja maksud Presiden mengingatkan bangsanya agar janganlah dibiasakan untuk mudah mengganti seorang presiden. Jika sekiranya tidak mutlak harus diganti.

Dengan resiko apa pun setiap saat penggantian presiden memang harus bisa dilakukan jika memang mutlak harus diganti. Seperti pernah terjadi di zaman presiden Soeharto dan juga Presiden Gus Dur.

Dan harus disadari dengan pasti bahwa siapa pun yang tidak punya hak, yang kemudian mencoba memaksakan diri duduk sebagai presiden pasti bisa mendatangkan bencana besar yang akan tercatat sebagai noda sejarah bangsa.

Mengganti presiden, bukan sekadar menggantinya dengan orang lain yang ingin dan bersedia jadi presiden. Tetapi harus menggantinya dengan sempurna demi kelanjutan hidup abadi bangsa dan negara yang memuliakan rakyatnya.

Di NKRI, jika elit politik ingin jadi presiden, sesungguhnya tidak perlu obral duit dan janji muluk-muluk akan menyejahterakan rakyat. Janji taat pada konstitusi sudah pasti. Tetapi harus juga berjanji tidak akan menyengsarakan rakyat dan siap menumpas mafia dari luar dan dalam negeri dengan segala bentuknya. Sebab seorang presiden sangat berpotensi mengkhianati rakyat.

Respon menyinggung "tagar#2019GantiPresiden."  

Ada respon mendadak sontak spontan atas pidato Pak Jokowi yang menyinggung "tagar#2029GantiPresiden." 

Segera riuhlah nyanyian sindiran, ulasan, kritikan, cemohan, tertawaan dan sebagainya disuarakan para "pelawak," pengamat, politikus, provokator. Dan juga oleh para nitizen yang belum semuanya tahu cara mensyukuri dengan benar kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.

Maksud penulis. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang menghadirkan medsos adalah untuk kemudahan setiap orang bisa dengan cepat menjalin silaturahmi antar sesamanya dalam berbagai bentuk; sama sekali bukan untuk memudahkan setiap orang bisa saling memuntahkan sumpah serapah yang mengotori bumi dan langit alam semesta kehidupan.

Kritik tajam pengamat politik LIPI

Seorang pengamat politik dari LIPI yang biasa memberi pandangan kritis, ulasan atau kritikan "tajam" terhadap Presiden Jokowi kali ini tak mau buang kesempatan untuk mengkritik secara tajam dan cerdas.

Pengamat mengatakan. Bahwa segalanya tidak ada yang tidak mungkin terjadi di Indonesia. Apa lagi hanya mengganti seorang Presiden---Jokowi.

Sebagai contohnya diingatkan oleh pengamat, betapa hebat seorang Gubernur bernama Ahok---diduga didukung dan dibela Presiden Jokowi, nyatanya bisa dijatuhkan juga.

 Banyak orang mengira, termasuk Ahok sendiri bahwa dirinya bisa kalah atas Kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pak Ahok tidak sengaja fitnah Tuhan

Terus terang penulis berbeda dengan pandangan demikian. Tuhan tidak punya kepentingan sama sekali untuk menjatuhkan Ahok. Tuhan Ridha Ahok jadi gubernur DKI. Dan Tuhan juga Ridha hakim mengalahkan Ahok karena memang berhak memvonis.

Ahok juga tidak dijatuhkan oleh mereka yang berkepentingan menggelar aksi demo 212 2016.

Ahok dijatuhkan oleh hakim pengadilan yang tidak punya kepentingan apa pun dengan menjatuhkan Ahok.

Maaf. Penulis berpandangan. Jika Pak Ahok  sempat mengakui bahwa kekalahannya di pengadilan adalah atas Kehendak Tuhan.

Maka sesungguhnya Pak Ahok secara tidak sengaja sudah fitnah Tuhan Yang Mengasihinya. Karena Tuhan Yang Maha Kasih tidak pernah menghukun siapa pun. Setiap orang yang terhukum pasti untuk meyucikan diri atas dosanya.

Pengamat politik dari LIPI boleh saja mengatakan bahwa segala yang diperkirakan tak mungkin terjadi pasti masih mungkin bisa terjadi di Indonesia. Segalanya sangat mungkin  bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin di Indonesia.

Tetapi penulis pastikan bahwa dengan alasan apa pun tidak akan pernah mungkin terjadi negara ini bubar. Sebab NKRI adalah Negara Bertuhan. Tuhan yang Maha Esa tidak akan pernah menghilangkan---membubarkan, KeberadaanNYA di Negara ini.

Fiksi "gaib" tagar #2019GantiPresiden.

Saat menulis artikel ini, penulis baru saja melihat selintasan sepintas dalam fiksi sendiri yang "gaib."

Di negeri ini sudah tampak disiapkan untuk didistribusikan puluhan juta lembar kaos "tagar#2019GantiPresiden" dalam berbagai warna dan pesan.

Yang dilihat penulis diantaranya kaos berwarna kuning grafis hitam pada  "tagar#2019GantiPresiden TETAP JOKOWI," kaos hijau grafis hitam pada  "tagar#2019GantiPresiden" JOKOWI 2 PERIODE.

Dan juga terlihat kaos-kaos berbagai warna dengan warna grafis yang serasi pada "tagar#2019GantiPresiden SELALU JOKOWI PRESIDEN," HANYA JOKOWI PRESIDEN RAKYAT; JOKOWI PRESIDEN SEJATI INDONESIA; JOKOWI PRESIDEN IDAMAN RAKYAT! Dan masih sangat banyak lagi yang lain.

Mungkin ada pembaca yang segera komen. "Aach, ini cuma hoax. " 

Bukan. Tulian ini sama sekali bukan hoax. Tulisan ini adalah yang disebut fiksi "gaib" tagar#2029GantiPresiden.  Berangan-angan yang bagus untuk kehidupan berbangsa dan bernegara boleh saja karena tidak bisa dilarang.

Angan-angan dan juga fiksi mugkin termasuk materi gaib yang nyata-nyata ada dan benar-benar tidak bisa disentuh, diraba maupun dilihat tetapi bisa ditulis dan digambarkan.

Kiranya tidak juga terlalu  salah hanya bisa berangan-angan. Kalau tidak bisa berbuat kebaikan yang banyak yang nyata seperti para elit politik atau pejabat negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun