Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Fiksi" Kitab Suci Rocky Gerung, Filsafat yang Salah Tempat

14 April 2018   11:29 Diperbarui: 14 April 2018   14:19 2567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut penulis, tasawuf bukan ajaran. Melainkan hanya cara berfikir yang merujuk pada hukum kehidupan dan hukum alam yang mutlak berlaku dalam realita keseharian yang berlangsung abadi.

Yang umum sudah bertasawuf adalah orang-orang yang sudah menerima kitab suci agama sebagai kitab yang berisi kebenaran mutlak yang ada dalam realita yang disampaikan oleh seluruh RasulNYA.

Bagi orang yang bertasawuf, kitab suci agama sama sekali tidak membawa bendelan argumentasi dan leterasi.  Tetapi membawa sari-sari kebenaran yang didapat dari perjalanan dan pengalaman hidup berkesucian para rasul yang disampaikan para nabi dengan perjuangan yang tidak pernah ragu selama masa hidupnya yang abadi.

Wujud kitab suci agama bagi orang yang bertasawuf sudah tidak lagi hanya berbentuk kitab---leterasi, melainkan juga berbentuk ruang alam semesta yang seperti hanya dibatasi bentangan warna langit yang berhias bintang-bintang di malam hari.

Bahkan wujud diri setiap orang beriman tak lain adalah wujud kitab suci yang hidup yang bisa memperdengarkan lantunan ayat-ayat suci yang tertulis di lauhful mafudz.

Maka dengan kitab suci yang hidup itu bisa dilihat pancaran segala macam energi cahaya yang terang benderang yang disebut daya cipta manusia. Yang menjadikan alam kehidupan terlihat dan terasa surga yang sudah nyata pada hari ini.

Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun