REVOLUSI SPIRITUAL
NKRI negara yang bertuhan
Di tahun politik ini suhu politik tidak kalah panas dengan suhu udara mendung menjelang hujan turun. Setiap pribadi Bangsa Indonesia hendaknya bebas menyadari dan mengingat siapa Tuhan yang diimani. Atau bebas menginat dan memilih Tuhan yang hanya dipercaya atau pun yang hanya diyakini KeberadaanNYA.Â
Kalimat yang mengawali tulisan ini disampaikan demikian dengan maksud barangkali bisa untuk membedakan makna sebenarnya istilah atau kata: iman, percaya dan yakin, dalam konteks hidup bertuhan bagi umat beragama yang negaranya bertuhan.Â
Mengingat situasi politik di negeri ini seolah sedang dipermainkan oleh ambisi untuk mengalahkan pihak yang lain. Pada hal ambisi yang demikian seharusnya tidak perlu ada. Yang perlu ada hanyalah semangat menyempurnakan kesempurnaan kepemimpinan nasional saai ini agar senantiasa berlanjut lebih baik pada kepemimpinan nasional berikutnya. Â Seluruh elemen bangsa hendaknya menyadari bahwa Gusti Allah ora sare.
Dalam pidato 1 Juni 1945, kira-kira Bung Karno antara lain berkata: "... Bukan main, kita akan punya negara yang bertuhan saudara-saudara ..."
Pertanyaannya. Seperti apakah negara bertuhan yang dimaksud Bung Karno? Negara manakah yang sudah menyatakan bertuhan pada abad ini?
Kiranya akan sulit menjawabnya? Karena mungkin hanya menunggu kapan Bangsa Indonesia bisa "menyatakannya."
Bung Karno hanya mengisyaratkan bahwa negara yang dimiliki Bangsa Indonesia harus negara yang bertuhan.
Kalau Bangsa Indonesia sepakat bahwa negaranya harus bertuhan seperti yang diisyaratkan Bung Karno. Â Maka wajib hukumnya Bangsa Indonesia harus berjuang mewujudkannya. Dan wajib pula Bangsa Indonesia menjelaskan tentang NKRI sebagai negara yang bertuhan dan negara demokrasi. Kepada dunia internasional.
Langkah-langkah bernegara yang bertuhan
Langkah pertama Bangsa Indonesia untuk punya negara yang bertuhan adalah setuju menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
Langkah kedua menyusun konstitusi---UUD'45, dan membentuk pemerintahan sesuai konstitusi.
Langkah ketiga mewujudkan NKRI sebagai kekuasaan tertinggi di kawasan nusantara bekas kawasan Hindia-Belanda.
Artinya. Seluruh rakyat Indonesia harus berjuang agar seluruh negara berdaulat yang ada di dunia mutlak harus mengakui dan menghormati kedaulatan NKRI sebagai negara demokrasi yang bertuhan kepada Tuhan yang Mahaesa.
NKRI bertuhan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa
NKRI bukan negara yang bertuhan kepada Tuhan yang Esa, melainkan kepada Tuhan yang Mahaesa.
Setiap pribadi rakyat Indonesia dipersilahkan, dihormati dan dilindungi oleh negara untuk bertuhan kepada Tuhan masing-masing. Yaitu kepada Tuhan yang dipercaya, diyakini, disembah, dipuja-puji atau yang ada di batin para penghayat kepercayaan kepada Tuhan. Â Dan sebagainya. Di dalam ajaran Islam jelas ada 99 nama Tuhan yang tentu satu dengan yang lain pasti berbeda sifat KuasaNYA.
Tetapi apakah setiap pribadi rakyat Indonesia bersedia untuk menghormati Tuhan yang diakui negara? Tentunya negara tidak boleh memaksa rakyat Indonesia siapa pun dia untuk menerima dan mengakui Tuhan yang diakui NKRI.
Yang pasti rakyat dan dunia juga harus secara pasti bisa mengerti "wujud" Â Tuhan yang diakui NKRI. Artinya, negara wajib membuat kitab yang menerangkan secara jelas bagaimana wujud negara yang berdiri tegak berdasar Pancasila. Dan dengan kitab tersebut undang-undang dasar disusun.
 Negara Islam bukan negara agama.
Indonesia termasuk negara Islam karena mayoritas rakyatnya adalah muslim. Tetapi Indonesia sama sekali bukan negara agama.
Semua Kerajaan Islam jelas bukan negara yang bertuhan. Bahwa seluruh rakyatnya, rajanya dan para pemimpinnya bertuhan itu sudah pasti. Tetapi Tuhan yang diimani harus tuhan yang diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Yang aneh. Meskipun negara Islam dan konstitusinya juga berdasar syariah semua negara Islam bukan negara agama. Karena kepala negaranya bukan seorang pemimpin---kepala, agama umat. Â
Satu-satunya negara agama yang ada saat ini adalah Vatikan yang kepala negaranya adalah seorang pemimpin agama umat Katolik. Umatnya tersebar di seluruh dunia.
Kerajaan Islam di nusantara walaupun di zaman wali sekalipun, tidak ada yang pernah menjadi negara ketuhanan.
Kerajaan Islam, Demak, Pajang sampai Mataram pun bukan negara yang bertuhan. Karena di kerajaan-kerajaan tersebut tidak berpantang menumpahkan darah manusia.
Sampai saat ini pun belum ada negara yang bertuhan, selain NKRI.
Saat ini. Semua negara Islam masih diramaikan dengan perjuangan menyelamatkan negara dengan membawa kebinasaan tidak sedikit atas jiwa rakyat.
Sedang pemerintah Indonesia sedang berjuang tidak menyelamatkan negara. Â Melainkan sedang berjuang mengejar "kemajuan dunia" yang sudah beberapa dekade mendahuluinya; dan sedang melawan kaum sontoloyo yang masih akrab dengan mafia, koruptor, bandar narkoba dan para uztad aliran sesat yang sangat rakus dengan uang haram dan suka menyebar "santed" di mana-mana.
Kaum sontoloyo penyebar politik santet
Wabah santet yang sedang disebarkan oleh kaum sontoloyo  di medsos berupa hoax, fitnah, provokasi, ujaran kebencian, pura-pura tolol, goblok --- tidak mengerti, kenapa pembangunan infra struktur dibutuhkan negara dan rakyat.  Dan juga pura-pura nggak ngerti bahwa utang negara di zaman "Now" sangat jelas bermanfaat menyejahterakan rakyat yang bisa dinikmati seluruh rakyat.
Banyak bibir nyinyir-nyinyir menyidir-nyindir layaknya para kafirun membaca mantera karena kehabisan ide menghatam Pak Jokowi.
Dan banyak lagi nitizen yang agak ketagihan  viral di medsos karena hanya dengan bebas bisa merendahkan seorang  Pak Jokowi yang tidak biasa menangkis tuduhan, cercaan dan hinaan dengan mengobral kemarahan.
Ustaz aliran sesat
Di YouTube ada ustaz yang berani menyebut nama pribadinya. Dia dengan caranya sendiri mengeja dan menghitung nama Jokowi yang kemudian jumlahnya dikaitkan dengan sebuah nomor surat qur'an untuk merendahkan Pak Jokowi dengan menyebutnya sebagai rezim zalim dan curang.
Menurut penulis dia benar-benar termasuk penyebar aliran sesat. Karena sudah menyalahgunakan qur'an untuk merendahkan manusia. Sedang qur'an diturunkan untuk kemuliaan manusia.
Selanjutnya penyebar "aliran sesat" tersebut  mengatakan bahwa PKI di depan mata kok nggak dilihat mata presiden. Ada anak PKI jadi anggota DPR.
Lha apa yang salah? Apa kalau orang tuanya PKI anaknya musti PKI? Ya enggak laah ya?
Tidak sedikit orang Nasrani yang tetap bersyukur meski anaknya seorang muslim, dan juga sebaliknya.
Tetapi siapa pun akan bisa maklum, orang tua ahli membaca mantra untuk membuat orang kehilangan kesadaran dan kerasukan setan; bila anaknya bisa sukses jadi ahli penyebar aliran sesat.
Fenomena aliran sesat di Indonesia
MUI punya 10 kriteria aliran sesat yang bisa dibaca lewat internet.Â
Menurut penulis aliran sesat tidak hanya terdapat pada masyarakat muslim saja. Melainkan juga ada di semua kalangan semua agama. Ada di semua komunitas aliran kepercayaan, kebatinan maupun perdukunan.Â
Ajaran dengan aliran apa pun bisa disesatkan untuk modus mencari uang haram yang dihalalkan bagi yang berkepentingan menyebarkannya.
Menurut penulis ada ciri-ciri pokok untuk yang bisa dipakai sebagai parameter aliran sesat:
-- Mengajarkan bahwa aliran atau faham yang diajarkan adalah yang paling benar. Faham orang lain tidak ada yang benar.
--Memutuskan silaturahmi dengan mereka yang dianggap beda aliran. Termasuk dengan keluarga.
--Menggunakan ayat-ayat kitab suci sebagai jimat atau mantera untuk berbuat yang bisa menghilangkan kesadaran orang lain, bahkan mencelakai orang lain.
--Mengajarkan cara (santet, teluh) menyakiti atau membunuh orang lain.
--Menanamkan kepercayaan dan keyakinan untuk kultus dan setia kepada orang yang mengajarkan alirannya.
--Megajarkan ritual yang sering membahayakan. Atau ritual yang melanggar norma-norma kesusilaan
--Mengajarkan cara menebus dosa dengan sejumlah uang atau dengan menyembelih hewan kurban .
--Sering melontarkan ancaman menakutkan kepada mereka yang dianggap menentang.
--Menjual doa-doa ajarannya untuk mengikat penganutnya.
--Menyebarkan alirannya secara sembunyi-sembunyi.
Prabowo: Indonesia bubar 2030
Ada pidato Prabowo yang menyatakan Indonesia akan bubar 2030. Banyak kecaman pedas dan keras dilontarkan kepada Prabowo.
Tetapi segera pula terdengar pembelaan sontoloyo kepada Prabowo. Prabowo dikatakan cuma memberi peringatan dini bahwa NKRI akan  bubar.  Ah masya iya sih? Dugaan gue sih, pembelaan cuma basa-basi atau justru buat jaga-jaga. Siapa tahu Prabowo bisa kerjain dia?
Mungkin kaum sontoloyo tidak faham sejarah atau pura-pura lupa? Â
Kalau bisa bubar, NKRI sudah bubar sebelum 1950, dengan adanya serangan tentara Belanda yang bertubi-tubi sesudah proklamasi; ada pemberontakan PKI Madiun 1948 dan ada perlawanan bersenjata Karto Soewiryo dengan DI-TII-nya yang tidak suka NKRI berpancasila.
Kalau bisa bubar NKRI sudah bubar 1967, kalau saja Pak Harto yang sedang sakti dan perkasa berani memproklamasikan Negara Indonesia Baru. Nyatanya Pak Harto cuma bisa menyatakan orla digantikan orba.
Kalau bisa bubar NKRI sudah bubar 1998 dengan pecahnya reformasi yang kebingungan arah.
Jadi siapapun yang katanya pinter ngramal Indonesia bubar pasti termasuk peramal sontoloyo.
Kalau tidak salah kata islam sontoloyo pernah diucapkan oleh Bung Karno untuk mengkritik mereka yang mengaku Islam tetapi plin-plan dan berperilaku tidak seperti layaknya orang Islam yang umumnya berpendirian teguh dan pantang menyerah.
Pidato marah Pak Jokowi yang dinanti rakyat
Pidato Pak Jokowi yang keras, jelas, tegas, lugas dan tanpa basi-basi membuat kaum sontoloyo mlongo dan plonga-plongo.
Rakyat senang melihat Pak Jokowi bisa marah karena "mendidik."Â
Karena rakyat jadi lebih mengerti duduk persoalan tentang bermacam hoax yang viral di medsos.
Pak Jokowi presiden yang berkonsep kelas dunia
Ada seorang tokoh beken  bilang, Pak Jokowi niru gaya Prabowo.Â
Yah?! Apa nggak salah Bang? Setahu gue Prabowo  pakai pakaian aja, ala pakaian Bung Karno, gaya dan omonganya yang berapi-api juga jelas niru Bung Karno yang masih terngiang segar dalam ingatan dunia.
Bung Karno itu punya konsep kelas dunia. Demikian pula dengan Presiden Jokowi dan menteri-menterinya.
Lalu mana konsep Prabowo yang bisa dibaca para pendukungnya?
Pak Jokowi itu masih natural, kelihatan tidak berubah dari aslinya. Begitu juga semangat dan tekadnya. Sama gigih dan tangguh disegani dunia. Mungkin Pak Jokowi adalah Bung Karno versi zaman "Now" kaliiii...?
Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H