Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2019, Rakyat Butuh Wakilnya yang Negarawan

4 April 2018   07:27 Diperbarui: 4 April 2018   07:52 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara melindungi semua ajaran yang menyampaikan pemahaman tentang kesempurnaan hidup apa pun yang menempatkan manusia sebagai mahluk termulia. Karena Tuhan Yang Maha Mulia dan NKRI menghormati dan memuliakan setiap jiwa warga negara---manusia.

NKRI tidak melarang rakyatnya berkorban harta, tenaga, waktu dan kepentingan pribadi demi sesamanya dan demi negaranya. 

Para wakil rakyat mutlak harus tahu. NKRI sangat melarang jiwa rakyat dikorbankan demi kepentingan apa pun. Termasuk demi kepentingan negara, kepentingan agama maupun kepentingan Tuhan.

Demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berpancasila. NKRI sangat melarang seluruh ajaran yang bertentangan atau menolak Pancasila.

NKRI menghormati dan menjaga SARA

Para wakil rakyat mutlak harus tahu dan mengakui. NKRI yang bertuhan adalah negara yang mengakui dan menyatakan dengan pasti tentang Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa yang Menghadirkan dan Menyatukan SARA dengan aneka budaya daerah, laut-laut beserta pulau-pulau dan ruang-ruang angkasa pada bentangan langitnya di kawasan nusantara, menjadi kebhinnekaan yang tunggal. Dalam wujud nyata NKRI yang disimbolkan keberadaannya dengan bendera merah-putih.

Bangsa Indonesia Mengalami masa-masa menyesatkan

Hal  mendasar terkait SARA di atas kiranya sangat perlu disampaikan karena Bangsa Indonesia pernah mengalami masa "orba" yang hampir berkepanjangan dalam bernegara yang berparadigma tidak elok, kalau tidak boleh disebut menyesatkan. 

Yaitu bernegara dengan budaya yang berparadigma dinasti kekuasaan. Untuk melanggengkan tradisi berkuasa yang menguasai segenap kekuasaan negara seolah-olah hanya boleh ada pada trah-trah atau "dinasti" yang minta diakui dan dihormati haknya. 

Pada hal dalam negara Pancasila semua kekuasaan dengan segala kekuatannya harus gotong royong menyatukan tekad untuk memuliakan setiap pribadi rakyatnya sebagai pemilik NKRI yang senantiasa dalam kesejahteraan yang berkeadilan.

Pilpres 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun