Menurut penulis. Apa yang dimaksud dengan kebenaran hakiki dalam realita sehari-hari adalah setiap perbuatan seseorang yang tidak pernah abaikan untuk menghargai, menghormati, menjaga dan melindungi hak orang lain.
Dengan kata lain, kebenaran hakiki tidak pernah terlepas bebas tampil sendirian tanpa rasa keadilan bagi semua UmatNYA.
Kebenaran suatu perbuatan akan disempurnakan pula dengan "nilai kesucian" apa bila tidak disertai pamrih supaya dipuji dan disanjung walau perbuatan itu disyukuri sesamanya. Melainkan hanya berserah diri semata kepada penilaian Tuhan yang Mahamulia yang memiliki segala pujian untuk Diberikan kepada siapapun UmatNYA yang berhak menerima PujianNYA.
Tuhan tidak Memuji umatNYA berdasarkan agama yang dianut. Sebab Tuhan sendiri tidak beragama dan juga tidak beriman. Maka boleh dibilang Tuhan selalu Minta Diimani oleh mereka—UmatNYA,  yang mengaku beriman.
Tuhan memuji siapa pun UmatNYA yang berbuat kebajikan kepada sesamanya tanpa diskriminasi.
Tuhan Yang Mahasempurna Menjadikan manusia dengan segala perbedaan warna kulit dan ciri fisik, agar manusia merasakan ada  keindahan terhadap yang lain dan merasa dirinya juga tampak seindah sesamanya yang berbeda. Tuhan yang Menjadikan manusia terlihat indah karena serba dalam perbedaan alami. Dan Menjadikan manusia tidak akan punah karena bosan dengan wujud dirinya.
Demikian. Terimakasih kepada yang telah sempat membaca tulisan ini. Â Diiringi salam bahagia sejahtera bagi kita semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H