Pak Jokowi harus didukung seluruh rakyat untuk berani otoriter. Syukur-syukur seperti melebihi Bung Karno dan Pak Harto yang bergaya seolah ditaktor kepada siapa pun yang melawan atau menentang kebijakan negara.
Tetapi sungguh sangat berbahaya kalau otoriter ditujukan kepada rakyat—pemilik N.K.R.I. yang sah, yang dihormati seluruh rakyat negara yang ada di jagad raya ini.
Presiden Jokowi memang seperti hadir terlambat di pangkuan ibu pertiwi.
N.K.R.I. pasti berbeda jika dulu Bu Mega “selesai,” langsung digantikan Pak Jokowi.
Tetapi sangat mungkin akan terjadi. Amien Rais akan sangat lebih murka. Karena dia dulu kabarnya termasuk tokoh reformasi yang menurunkan Pak Harto dan Gus Dur. Kenapa Jokowi yang harus jadi er’i satu?
Dan sekarang ... ? Mungkin, sudah pasti Pak EsBeYe tidak perlu mumet mikirin kader Partai Demokrat yang kebingungan melihat proyek Hambalang yang tidak kunjung diurus.
Demikian. Terimakasih kepada yang telah sempat membaca tulisan ini. Diiringi salam bahagia sejahtera bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H