Pertanyaannya. Kenapa manusia harus dalam satu kesatuan dengan Tuhan? Jawabnya pasti macam-macam tergantung pada pengalaman masing-masing pribadi dalam hidup bertuhan dan beragama.
Di kalangan umat beragama terutama Islam, sangat disadari bahwa manusia adalah satu-satunya mahluk yang Dimuliakan Allah. Disujudi seluruh mahluk halus (jin, setan, iblis, malaikat , dewa, bidadari). Disenangkan oleh seluruh mahluk hidup (hewan, tetumbuhan, bakteri, virus, jamur dan sebagainya) yang ada di alam kehidupan. Manusia dinikmatkan oleh “tempat” manusia berada.
Bumi, laut, udara, alam kehidupan, alam nyata, alam pikiran, alam angan-angan, alam rasa, alam maya, alam mimpi cyber merupakan satu kesatuan yang dimaksud dengan sebutan “alam ghaib.”
Alam ghaib adalah tempat manusia berada. Tempat yang nyata-nyata menggelar realita yang harus disikapi secara “benar” oleh manusia. Mau tidak mau manusia harus tunduk kepada dua hukum yang saling menyempurnakan menjadi hukum kesempurnaan. Yaitu menjadi hukum ketuhanan.
Hukum ketuhanan atau hukum kesempurnaan—taukhit, berisi “hukum kehidupan”—perbuatan, dan “hukum alam”—ilmu pengetahuan, sains atau science.
Maka manusia DititahkanNYA jadi “Penguasa di bumi dan langit.” Pertanyaannya adalah siapa yang harus dikuasai manusia?
Dalam kisah Adam as, jelas bahwa jin, setan dan iblis yang tidak mau sujud kepada Adam. Jadi jin, setan dan iblis adalah yang harus dikuasai atau ditundukkan.
Hubungan antar sesama manusia saling menghormati, menghargai, mengakui, saling menjaga dan saling bergatung. Karena manusia mahluk yang sempurna dengan segala kelemahan dan kekurangannya.
Tuhan Yang Menghendaki Kasus Ahok Digelar?
Kembali pada kasus hukum yang dihadapi Ahok BTP.
Secara sederhana yang dipentaskan dalam sidang pengadilan adalah JPU bertarung menuntut—melawan, Ahok. Majelis hakim sebagai wasit yang menentukan siapa yang salah.