Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Upaya Serang Ahok Pakai Kebohongan Publik?

23 November 2016   18:39 Diperbarui: 23 November 2016   18:49 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh tidak masuk akal sehat. Dan alangkah menyesatkan. Tokoh-tokoh terkenal NKRI yang bergelar profesor doktor dan sering kali masih dapat tambahan sebutan kehormatan sejati sebagai ahli atau pakar.  Membandingkan kasus Pak Ahok dengan kasus Ariswendo Atmowiloto yang “merendahkan” kedudukan Rasulullah saw., seperti halnya yang dilakukan oleh Desmod Mahesa. 

Membandingkan kasus Pak Ahok dengan yang dilakukan Lia Eden, sebagai pimpinan sekte Kerajaan Tuhan yang meresahkan masyarakat dengan ulahnya melakukan kebohongan agar dirinya dikultuskan pengikutnya.  

Dan alangkah bodoh dan menyesatkan membandingkan kasus Pak Ahok dengan kasus Ahmad Musadeq, yang ditangkap polisi karena mengaku dirinya adalah seorang nabi, padahal umat Islam mengakui bahwa sesudah Nabi Muhammad saw tidak akan ada lagi nabi baru. Bahkan tidak ada satu pun negara di dunia yang menolak bahwa Nabi Muhammad saw adalah Nabi akhir zaman.   Sesudah Muhammad saw tidak akan nada lagi nabi baru. 

 

Apakah tidak sebaiknya semua pihak yang lapor seseorang telah melakukan kebohongan publik dan juga pencemaran nama baik. Ditahan polisi lebih dahulu sampai tuduhannya lengkap dengan bukti-bukti yang memenuhi syarat untuk memanggil yang dituduh.

“Kebohongan publik” mungkin salah satu bentuk kreatifitas manusia yang melebihi kemampuan Tuhan? Tuhan sendiri tidak mampu membuat  kebohongan publik. Jangankan berbohong, omong saja Tuhan tidak bisa. 

Demikian. Salam bahagia sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun