Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerpol Ala Yusril Ihza Mahendra?

20 September 2016   18:10 Diperbarui: 20 September 2016   18:16 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gerilya politik di era Presiden Jokowi, luarbiasa. Dimulai sejak Jokowi-JK dinyatakan memenangkan pilpres 2014. Wujudnya antara lain hanya masalah kecil, yaitu penolakan Presiden SBY menaikkan harga BBM sebelum Pak Jokowi dilantik jadi presiden.

Sesungguhnya menaikkan harga BBM adalah masalah kecil buat pemerintah waktu itu. Tetapi mengatur ketersediaan BBM di mana saja adalah memang masalah besar di semua negara.

Selanjutnya. Seluruh dunia tahu bahwa semua parpol di Indonesia sibuk menggalang kekuatan di DPR untuk melakukan gerpol dan anti-gerpol. Yang disebut KMP dan KIH. 

Memang ada juga yang terkesan tidak mau ikut-ikutan menggalang kekuatan. Maunya cuma terlihat duduk menyendiri di kursi suci sebagai penyeimbang. Mungkin dengan harapan masih ada yang mau mengikuti jejaknya. Itupun gerpol. Karena bersikap netral pun demi kepentingan sendiri.

Pada awal-awal pemerintahan Presiden Jokowi mengalami berbagai tekanan dari semua pihak yang bergerilya politik. Karena banyak pihak yang terkesan tidak rela Pak Jokowi jadi presiden.

Ajakan kerjasama Presiden Jokowi kepada semua partai seperti disambut dengan tawaran bernegosiasi yang tersamar. “Kalo Gue mau ikut. Emangnye dapet ape?”

Hak prerogatif presiden pun ada tanda-tanda digerpol untuk bisa diikutkan menyetel dan mempengaruhi penyusunan kabinet.

“KPK” menjadi lembaga yang sangat perlu diamankan dengan kuat dari gerpol pihak manapun, agar tetap menjadi lembaga andalan rakyat dan pemerintah.

Resafel kabinet pun terus dicoba digali dan digedor untuk menjadi lorong gerilya mereka yang lapar dan haus dengan kekuasaan. Keseharian presiden pun diplototi. Kalau sekiranya agak bisa dinyelenehkan—dipolitisir, ramailah jadi bahan ejekan di medsos.

Sepak terjang Pak Ahok membangun Jakarta yang sulit dihambat. Digerpol dengan “dicengengkan” Rizal Ramli karena mengadu kepada Presiden Jokowi. 

Dan banyak fitnah dilontarkan kelompok-kelompok yang mau berdekatan dengan Amien Rais.  Dan semua fitnah kepada pejabat negara adalah gerilya politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun