Mohon tunggu...
Asha Dewitri
Asha Dewitri Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Psikologi untuk Mengelola Stres dan Meningkatkan Produktivitas

25 Juni 2023   19:10 Diperbarui: 25 Juni 2023   19:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata stres berasal dari bahasa latin estrictia digunakan dalam arti bencana, kesulitan dan kesedihan serta pada ke-19 berubah dan digunakan dalam arti kekuatan tekanan dan paksaan terhadap orang-orang atau benda. Menurut Klarreich (1996) stres berarti, reaksi fisik dan psikologis ambigu yang ditunjukkan terhadap tindakan yang dirasakan sebagai tanda bahaya dan peringatan bagi kesejahteraan dan ketenangan individu.

   Stres diamati tidak hanya pada aspek emosional dan psikologis tetapi juga secara fisiologis terus merupakan ketegangan saraf sederhana yang dapat disebabkan oleh kecemasan. Pada dasarnya stres adalah hal yang negatif. dengan kata lain, stres sebagai sesuatu yang mengkomunikasikan sumber mental dan fisik kita. Sebagai contoh, stres yang bagian dapat membuat individu tidak mampu bekerja dan menciptakan masalah kesehatan yang serius. Di sisi lain Komas resmi memiliki sisi positif. Stress menyebabkan perubahan fisik dan mental dalam organisme pertumbuhan dan hal lainnya.

Perbedaan penting antara stres positif dan negatif tergantung pada bagaimana orang merasakan serasi merupakan peristiwa dan lingkungan dan bagaimana ia menangani itu. Singkatnya, efek stress perlu dijaga pada tingkat positif sepanjang waktu.

   Stres dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk masalah terkait pekerjaan, masalah keuangan, kesulitan hubungan, tekanan akademik, perubahan hidup yang signifikan, atau peristiwa traumatis. Ini mempengaruhi individu dengan cara yang berbeda, tetapi gejala umum dari stres meliputi peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, ketegangan otot, sakit kepala, kelelahan, mudah marah, kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, dan gangguan tidur. 

Sementara stres jangka pendek kadang-kadang dapat bermanfaat karena dapat memotivasi individu untuk tampil lebih baik atau bereaksi dengan cepat dalam situasi berbahaya, stres yang berkepanjangan atau kronis dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Hal ini dapat berkontribusi pada perkembangan atau memperburuk berbagai kondisi seperti penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, penurunan sistem kekebalan tubuh, depresi, dan gangguan kecemasan.

Secara umum ada empat pandangan tentang stres, yaitu: stres adalah stimulus, stres adalah respon, stres adalah interaksi antara individu dengan lingkungan, dan stres adalah hubungan antara individu dengan stres.
 a) Stres sebagai stimulus Menurut konsep ini, stres adalah rangsangan di lingkungan. Orang mengalami stres ketika mereka menjadi bagian dari lingkungan. Dalam konsep ini, stres adalah variabel independen, sedangkan individu adalah variabel dependen.

 b) Stres sebagai respons Definisi lain dari stress menyatakan bahwa stress adalah reaksi atau tanggapan individu terhadap suatu stressor. Dalam konteks ini, stres adalah variabel terikat, sedangkan stresor adalah variabel bebas.

c. Stres sebagai interaksi antara manusia dan lingkungan Menurut pandangan ketiga, stres sebagai suatu proses melibatkan stresor dan ketegangan, menambah dimensi pada hubungan antara individu dan lingkungan. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut hubungan transaksional. Dalam konteks stress, stress dianggap sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan tidak hanya sebagai stimulus atau reaksi, tetapi juga sebagai proses dimana individu juga merupakan faktor aktif (agent) yang dapat mempengaruhi stressor. , mis. strategi perilaku kognitif dan emosional.

d) Stress sebagai hubungan antara individu dengan stressor Stres tidak dapat disebabkan oleh faktor lingkungan saja. Stresor juga dapat berupa faktor dalam diri individu, seperti penyakit fisik yang dideritanya, konflik internal, dll. Oleh karena itu, lebih tepat memandang stres sebagai hubungan antara individu dengan stresor, baik stresor internal maupun eksternal.

Menurut Maramis, stres dapat disebabkan oleh frustasi, konflik, tekanan dan krisis.
    1) Frustrasi adalah rusaknya keseimbangan psikologis akibat kegagalan mencapai tujuan.

    2) Konflik adalah ketidakseimbangan karena individu bingung tentang beberapa kebutuhan atau tujuan yang harus dia pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun