Juli, mengalun sendu bukti yang menggumpal dalam segala ihwal dalam khayal. Saksi dari tragedi pembunuhan yang paling keji yang terukir dalam nisan yang hampir habis dicakar maut isak tangis yang terbungkam.
***
Sakura kuning luruh mengalun Juli bersama lamunan angin yang membubuh gemuruh. Langkah kaki yang berjalan, senandung suara yang pelan mengiringi dua gadis yang berjalan beriringan melalui jalan setapak di sela-sela rerumputan yang memanjang. Hijau keemasan. Hanya warna itu yang tampak oleh mata memandang.
"Ibuku hanya ingin itu"
"Agar kau diterima disana?"
"Agar ia bisa menceritakannya di hadapan teman-temannya", jawabnya menyeringai.
"Untuk apa?"
"Tentu saja untuk dibanggakan"
"Tapi apakah kau benar-benar yakin kau akan diterima disana?"
"Pasti, dengan segala pengorbanan yang telah kulakukan"