Einstein membalas dengan gelengan kepala. "Oh, tidak, Nikola. Kau adalah pelopor listrik arus bolak-balik, sesuatu yang menggerakkan dunia modern. Kalau aku menciptakan ide, kau yang menghidupkannya."
Tesla melanjutkan, "Aku sering dianggap eksentrik. Orang bilang IQ-ku antara 160 sampai 200. Tapi siapa yang peduli soal angka? Saat aku memikirkan listrik tanpa kabel dan energi bebas untuk semua orang, aku hanya ingin mempermudah hidup manusia."
Edison, sambil mengunyah tempe goreng, menyahut, "Nikola, aku tahu kita sering berbeda pandangan dulu, terutama soal arus listrik. Tapi mari kita akui, tanpa persaingan kita, mungkin dunia akan kehilangan kemajuan besar."
Tesla tertawa kecil. "Kau benar, Tom. Walaupun aku sering merasa dirimu lebih fokus pada bisnis daripada ilmu."
Edison tersenyum lebar, senang mendapat giliran bicara. "Kalian tahu, aku sering disebut-sebut punya IQ 145-160. Tapi sama seperti kalian, aku juga tidak pernah ikut tes itu. Orang suka memberi label, tapi aku hanya percaya pada kerja keras. Aku mencoba ribuan kali sebelum berhasil menciptakan lampu pijar. Itu bukan soal kecerdasan, melainkan ketekunan."
Tesla tertawa. "Sama. Orang sering menilai dari hasil kerja kita, tapi mereka lupa bahwa ide besar hanya bisa terwujud melalui kolaborasi dan kerja keras."
Edison mengangguk. "Aku setuju. Aku selalu percaya bahwa kejeniusan itu satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen keringat. Tanpa kerja keras, ide sehebat apa pun hanya akan jadi angan-angan."
Einstein mengangguk setuju. "Dan dengan lampu pijarmu, kau telah menerangi jalan bagi banyak orang. Ketekunanmu adalah bentuk kejeniusan tersendiri, Tom."
Tesla menambahkan, "Aku mungkin bermimpi besar, tetapi kau yang membuatnya nyata bagi masyarakat luas."
Mbak Ayu, yang sedang mengelap meja, ikut menyahut. "Iya, Pak. Kejeniusan itu bukan cuma soal kepintaran, tapi juga soal ketulusan untuk membantu orang lain, ya kan?"
Ketiganya setuju serempak. "Benar sekali, Mbak Ayu," kata Einstein. "Dan kau adalah contoh nyata bagaimana kejeniusan bisa hadir di dapur sekalipun."