Sambutan pertama Ujang datang dari Ava, asisten virtual berbasis AI yang dirancang untuk setiap siswa. "Halo, Ujang," suara Ava terdengar lembut dari tablet yang diberikan padanya. "Selamat datang di Unbound Academy. Saya di sini untuk membantu Anda mengatur jadwal, memberikan rekomendasi materi belajar, dan memantau perkembangan Anda."
Ujang tersenyum kaku. Di Al Azhar, ia terbiasa dengan bimbingan langsung dari syaikh yang bijaksana dan berwibawa. Kini, "gurunya" adalah program komputer dengan suara seperti pembawa berita.
Di Unbound Academy, tidak ada jam pelajaran tetap. Ujang diberi kebebasan untuk memilih kapan ia ingin belajar, dengan siapa, dan bagaimana caranya. Ava menganalisis profil akademiknya berdasarkan ujian kecil yang ia kerjakan hari sebelumnya. Dengan cepat, Ava merekomendasikan modul berbasis sejarah Islam modern dan dampaknya terhadap dunia global, sebuah materi yang dirancang untuk memanfaatkan pengetahuan yang sudah Ujang pelajari di Al Azhar.
Ujang mulai belajar di learning pod. Sebuah layar besar menampilkan video interaktif tentang politik dunia Islam di era kolonial. Video itu diikuti oleh simulasi, di mana Ujang harus memilih langkah strategis sebagai pemimpin fiktif dalam sebuah negara Muslim yang menghadapi penjajahan.
Namun, yang membuatnya terkesima adalah ketika ia harus berdiskusi dengan siswa lain. Ava menghubungkannya dengan tiga siswa lain dari India, Inggris, dan Kenya melalui real-time translation AI. Tidak ada kendala bahasa, tidak ada perasaan terisolasi. Diskusi mengalir seperti mereka berada di ruangan yang sama.
"Di Al Azhar, diskusi terasa penuh tantangan intelektual," pikir Ujang. "Tapi di sini, teknologi membuat diskusi menjadi lebih global."
Satu hal yang membuat Ujang kagum adalah cara sistem memprioritaskan kebutuhan masing-masing siswa. Setiap minggu, Ava akan memeriksa kemajuan Ujang dan mengatur ulang kurikulumnya. Jika ada topik yang Ujang kuasai dengan cepat, Ava akan mempercepat modul tersebut. Jika Ujang kesulitan, Ava akan merekomendasikan video, simulasi, atau bahkan sesi diskusi dengan mentor manusia.
"Bagaimana Ava tahu saya kesulitan di bagian ini?" Ujang bertanya pada seorang mentor.
"Ava membaca pola belajarmu," jawab mentor itu. "Misalnya, ketika kamu membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan modul tertentu, atau skor tesmu menunjukkan tren menurun, Ava langsung tahu kamu membutuhkan bantuan tambahan."
Bagi Ujang, ini adalah pengalaman baru. Di Al Azhar, ia harus meminta waktu khusus kepada syaikhnya jika ingin bimbingan tambahan. Di sini, Ava memberikan perhatian secara instan.
Meski kagum, Ujang merasakan keterasingan. Di Unbound Academy, kebanyakan siswa belajar sendirian di learning pod mereka. Tidak ada halaqah, tidak ada canda ringan dengan teman-teman, dan tidak ada syaikh yang memberikan petuah bijak di sela-sela pelajaran.