Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peta Jalan Membentuk Masyarakat Koperasi

13 Juli 2023   21:02 Diperbarui: 18 Agustus 2023   14:17 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Konsumen yang Berwawasan Ideologis dan Strategis Dapat Mematikan Korporasi Mana Saja yang Mereka Mau.

Abstract

Jika Karl Marx memimpikan terbentuknya masyarakat sosialis melalui tesis pertentangan kelas, di sini dijelaskan bagaimana membentuk masyarakat ekonomi koperasi melalui tesis konsumen ideologis dan strategis.

KEUNGGULAN KORPORASI

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligent (Al) sudah sangat berkembang. Tidak lama lagi akan tersedia di pasaran bebas perangkat yang sepenuhnya dioperasikan dengan suara dan dapat berkomunikasi langsung dengan manusia dalam beragam bahasa. Saat itu terjadi, perangkat yang pertama kali hilang adalah papan panel kontrol, keyboard, dan mouse. 

Segera saja kita tidak lagi perlu CPU dan Laptop karena smartphone kita sudah setara kapasitasnya dengan CPU maupun laptop, dan semuanya dioperasikan dengan suara. Kita akan saksikan robot-robot yang sepenuhnya menyerupai manusia baik itu kulitnya, bicaranya, kemampuan belajarnya, logikanya, perilakunya dan gerakannya.

Al secanggih itu terus menerus dikembangkan oleh korporasi raksasa seperti Google, Apple, Microsoft, dan Facebook. Itulah salah satu keunggulan dari sumberdaya kapital yaitu pada kemampuannya yang sangat tinggi dalam menjaga kesinambungan inovasi dan invensi. Seperti halnya Yamaha da Honda terus berinovasi dalam tehnologi otomotif. Boeing dan Airbus dalam tehnologi dirgantara dan antariksa. P & G dan Kalbe Farma dalam industri farmasi.

Sementara sumberdaya kapital dalam korporasi raksasa berhasil menjaga kontinuitas inovasi dan invensi, produk-produk yang diserahkan menjadi produk anonim ataupun produk milik bersama (public property) melalui istilahnya sofware open source seperti Linux misalnya, hampir tidak berkembang.

Itulah pentingnya korporasi-korporasi raksasa dengan sumberdaya kapital besar bagi kehidupan manusia. Mereka bukan saja memelihara dan melestarikan asset-asset kebudayaan, bahkan lebih jauh mengembangkan dan membiakkannya. Dengan sumberdaya kapital yang besar banyak sekali misi kemanusiaan bisa dituntaskan dengan mudah.

INDIVIDUALITAS DAN ENTREPRENEURSHIP

Banyak korporasi raksasa seperti Google, Microsoft, Apple, dan Facebook didirikan oleh pribad-pribadi yang sederhana. Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin, Microsoft oleh Bill Gates dan Paul Allen, Apple oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak, dan Facebook oleh Mark Zuckerberg dkk. Sebagiannya berkembang dari garasi mobil. 

Mereka masing-masing adalah pribadi-pribadi dengan spirit individualitas dan entrepreneurship yang tinggi. Individualitas membangkitkan semangat berinovasi dan berinvensi, sementara entrepreneurship semakin mengembangkan dan membesarkan hasil inovasi tersebut menjadi korporasi raksasa. Itulah pentingnya individualitas dan entrepreneurship bagi perekonomian.

Sementara korporasi raksasa cenderung memonopoli pasar dan kemampuan berinovasi, hadirnya pribadi dengan invidualitas dan entrepreneurship yang tinggi menjamin existnya penantang-penantang baru dalam inovasi dan invensi di pasar. Entrepreneurship dapat mencegah pasar menjadi monopolistik. Entrepreneurship membangkitkan "Dawud-dawud" baru untuk melawan dan mengalahkan "Para Raksasa Jalut" demi pasar yang efisien.

KEKUATAN KONSUMEN

Tidak ada jaminan sebuah korporasi raksasa akan lestari di pasar. IBM dan Nokia adalah contoh korporasi raksasa yang gagal bertahan lama di pasar. Ada dua sebab utama kehancuran mereka yaitu inovasi yang macet dan selera konsumen yang berubah tidak terantisipasi.

Konsumen adalah kekuatan besar yang menentukan hidup, berkembang, dan matinya sebuah korporasi. Customer service, pelayanan pelanggan yang bersipat pribadi, pelatihan SPG, layanan purna jual, dan Litbang adalah perangkat korporasi yang menunjukkan pentingnya pelanggan bagi korporasi.

Konsumen yang bebas tanpa ikatan ideologis dan wawasan strategis, yang membeli semata karena dorongan kebutuhan, selera, dan efisiensi saja sudah sangat menentukan kehidupan korporasi. Bagaimana jika itu adalah konsumen yang berwawasan ideologis dan strategis? Konsumen seperti ini jelas mampu mematikan korporasi mana saja yang tidak sejalan dengan ideologi mereka dan mengganggu pencapaian misi strategis mereka.

Berbeda dengan politik ekonomi yang dijalankan oleh Negara, dan sering mendatangkan perlawanan dari Negara lain, maka pencapaian politik ekonomi melalui konsumen berwawasan ideologis dan strategis ini hanya akan terbaca sebagai perilaku konsumen belaka. Negara yang berbasis ideologis kongkrit seperti Indonesia penting untuk membentuk konsumen yang berwawasan ideologis dan strategis seperti ini.

KEKUATAN PROLETAR DALAM STRUKTUR KONSUMEN

Struktur konsumen terdiri atas dua kekuatan utama yaitu buruh dan petani. Ini artinya kekuatan konsumen adalah kekuatan kaum proletar. Jika korporasi berkhidmat kepada kepuasan konsumen, maka konsumen dapat menggerakkan dan memengaruhi korporasi ke arah yang mereka mau. Ini artinya masyarakat proletar sebenarnya dapat mengendalikan masyarakat kapitalis. Apa syarat yang dibutuhkan masyarakat proletar agar berkemampuan seperti itu?

Bukan itu saja, konsumen bahkan dapat memengaruhi dan membentuk pasar dengan cara menetapkan kriteria yang melekat pada produk dan mendesak pasar untuk membuat produk tertentu. Untuk itu konsumen harus terikat dalam jaringan dan organisasi konsumen (1), serta memelihara daya belinya tetap baik secara mandiri (2).

Bagaimana semua ini bisa dilakukan?

Pertama, konsumen harus berwawasan ideologis dan strategis.

Kedua, konsumen harus terikat dalam jaringan dan organisasi.

Ketiga, konsumen di dalam organisasi itu mempertajam kapasitas entrepreneurship dengan membangkitkan kemampuan berinovasi dan berproduksi.

Keempat, organisasi konsumen tersebut melakukan akumulasi kapital.

Pada tahap awal, konsumen dapat fokuskan belanjanya pada produk yang sesuai dengan kriteria ideologis dan strategis yang dimiliki. Pada saat yang sama konsumen menahan diri dari belanja yang impulsif, tak peduli seberapa impresif, berkualitas, dan murahnya produk tersebut.

Selanjutnya konsumen saling mengikatkan diri ke dalam organisasi ekonomi koperasi. Organisasi ekonomi koperasi ini hanya menjual produk-produk yang sesuai dengan kriteria strategis dan ideologis organisasi.

Ketika organisasi ekomomi koperasi sudah semakin besar, organisasi dapat mendesak korporasi rekanan dan pasar untuk membuat produk tertentu sesuai kriteria strategis dan ideologinya.

Selanjutnya organisasi ekonomi koperasi mengembangkan produk inovasi sendiri. Pada saat itu organisasi ekenomi koperasi akan menjadi salah satu kekuatan pembentuk pasar dan membawa pasar lebih efisien.

MASYARAKAT KOPERASI

Yang paling mungkin terjadi adalah terbentuknya masyarakat yang berwawasan ideologis dan strategis dulu sebelum terbentuknya masyarakat koperasi.

Jadi masyarkat yang berwawasan ideologis dan strategis dibentuk oleh proses lain, dan bukan oleh koperasi. Bukan koperasi yang dijadikan alat untuk membentuk masyarakat yang berwawasan ideologis dan strategis. Masyarakat seperti ini hanya bisa dibentuk oleh kekuatan ideologis agama.

Korporasi raksasa milik koperasi akan menjadi kekuatan ketiga bersama korporasi raksasa milik pribadi dan korporasi raksasa milik negara membentuk pasar yang efisien, inovatif, dan tidak monopolistik.

Ketika konsumen yang berwawasan ideologis dan strategis telah menjelma menjadi masyarakat koperasi yang ditandai dengan banyaknya korporasi raksasa milik koperasi, maka saat itulah konsumen telah berhasil menjaga daya belinya secara mandiri.

Jalan terbaik bagi kaum proletar untuk memengaruhi pasar adalah dengan menanamkan idealisme ideologis dan strategis ke dalam dirinya. Dari sana akan terbentuk masyarakat koperasi yang menjadi salah satu pilar pembentuk pasar.

Dalam masyarakat ekonomi koperasi, organisasi ekonomi atau badan usaha yang dipilih bisa saja beragam. Koperasi sebagai badan usaha hanya salah satu di antaranya.

Masyarakat koperasi menyerap spirit koperasi berupa kumpulan orang dan bukan kumpulan modal, musyawarah dalam pengambilan keputusan, individualitas, dan asas demokrasi. Hal yang menonjol dari masyarakat koperasi adalah wawasan ideologis dan strategis yang menjadi lokomotifnya. Masyarakat seperti ini tidak harus selalu memilih badan usaha koperasi.

Sementara jika masyarakat koperasi itu memilih badan usaha koperasi, maka ini akan memiliki keunggulan berupa kontribusi modal yang sama dan setara, serta pembagian hasil yang berbanding lurus dengan kontribusi dalam aktifitas koperasi.

DAYA BELI DALAM MASYARAKAT KOPERASI

Dalam masyarakat yang tumbuh sangat cepat sekalipun akan ada individu atau sekelompok individu yang tertinggal. Bagaimana pun mereka memiliki kebutuhan layak hidup yang harus dipenuhi. Bagaimana pun mereka harus memiliki daya beli yang baik. Bagaimana pun mereka harus terangkut dan ikut menikmati kemajuan yang ada. Saat inilah mekanisme zakat dibutuhkan. Zakat menjamin seluruh tujuan kemanusiaan dan ekonomi di atas tercapai sempurna.

Di samping itu, perekonomian pun tidak selalu berjalan dengan laju yang baik, bahkan ada kalanya alami kemunduran. Pada saat itu dibutuhkan daya beli yang tetap baik agar ekonomi segera dapat bangkit. Zakat berperan besar dalam situasi dan tujuan ini.

Semakin lambat dan mundur laju ekonomi, semakin banyak dana yang harus disuntikkan ke masyarakat bawah demi menjaga daya beli tetap tinggi. Pada saat itu, zakat harus lebih intensif dilakukan dan sedekah harus lebih banyak disalurkan.

PENUTUP

Gelombang proses dari "tesis" ini dimulai dengan terbentuknya masyarakat yang berwawasan ideologis dan strategis. Masyarakat itu kemudian memengaruhi pasar dengan memilih produk dan korporasi yang sesuai kriteria ideologis dan strategis mereka. Masyarakat itu lalu membentuk organisasi ekonomi. Di dalam organisasi ekonomi itu dibentuk entrepreneurship. 

Organisasi- organisasi ekonomi dari masyarakat yang berwawasan ideologis dan strategis ini kemudian terikat dalam jaringan dan membentuk masyarakat koperasi. 

Masyarakat koperasi melahirkan korporasi besar milik koperasi yang bersama-sama dengan korporasi milik swasta dan korporasi milik negara membentuk pasar yang kompetitif, efisien, dan inovatif. Zakat menjamin daya beli yang tetap tinggi bagi sebagian masyarakat yang tertinggal dan pada saat laju ekonomi mengalami perlambatan dan kemunduran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun