Pertama, konsumen harus berwawasan ideologis dan strategis.
Kedua, konsumen harus terikat dalam jaringan dan organisasi.
Ketiga, konsumen di dalam organisasi itu mempertajam kapasitas entrepreneurship dengan membangkitkan kemampuan berinovasi dan berproduksi.
Keempat, organisasi konsumen tersebut melakukan akumulasi kapital.
Pada tahap awal, konsumen dapat fokuskan belanjanya pada produk yang sesuai dengan kriteria ideologis dan strategis yang dimiliki. Pada saat yang sama konsumen menahan diri dari belanja yang impulsif, tak peduli seberapa impresif, berkualitas, dan murahnya produk tersebut.
Selanjutnya konsumen saling mengikatkan diri ke dalam organisasi ekonomi koperasi. Organisasi ekonomi koperasi ini hanya menjual produk-produk yang sesuai dengan kriteria strategis dan ideologis organisasi.
Ketika organisasi ekomomi koperasi sudah semakin besar, organisasi dapat mendesak korporasi rekanan dan pasar untuk membuat produk tertentu sesuai kriteria strategis dan ideologinya.
Selanjutnya organisasi ekonomi koperasi mengembangkan produk inovasi sendiri. Pada saat itu organisasi ekenomi koperasi akan menjadi salah satu kekuatan pembentuk pasar dan membawa pasar lebih efisien.
MASYARAKAT KOPERASI
Yang paling mungkin terjadi adalah terbentuknya masyarakat yang berwawasan ideologis dan strategis dulu sebelum terbentuknya masyarakat koperasi.
Jadi masyarkat yang berwawasan ideologis dan strategis dibentuk oleh proses lain, dan bukan oleh koperasi. Bukan koperasi yang dijadikan alat untuk membentuk masyarakat yang berwawasan ideologis dan strategis. Masyarakat seperti ini hanya bisa dibentuk oleh kekuatan ideologis agama.