Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dari Essay Menuju Dialektika Energi: Accelerating Universe Menantang Konsep Fisika Baku

9 Juli 2023   02:08 Diperbarui: 10 April 2024   15:53 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya konstanta Hubble pun, jika benar nilainya tetap dalam kondisi accelerating universe, terdapat deviasi antara hasil perhitungan berbasis lilin standar dengan hasil perhitungan dengan metode tangga kosmik. Perbedaannya adalah nilai 67 dengan 73 dengan menghilangkan satuannya. Nilai deviasi yang masih besar dalam fisika.

Semesta Tidak Adiabatik

Diasumsikan pula dalam kosmologi modern bahwa semesta bersifat adiabatik. Dalam sistem adiabatik, sistem tidak menerima energi dari lingkungan dan tidak pula membuang energi ke lingkungan. Secara adiabatik, jumlah perubahan energi dalam setara dengan negatif usahanya.

Tapi coba pertimbangkan logika berikut ini.

Jika baik kerapatan energi maupun total energi bertambah, maka dari mana datangnya tambahan energi yang terus menerus itu?

Jika tambahan energi itu berasal dari radiasi Hawking yang berasal dari black hole, maka energi yang dihasilkannya tidak cukup besar untuk mengisi "volume" dark energy. Volume black hole beserta seluruh materi dan radiasi hanya 5 persen saja. Ini tidak sebanding dengan volume dark energy yang mencapai 70 persen. Sedangkan dark energy baik kerapatan maupun jumlah totalnya terus bertambah. Jadi menghubungkan dark energy dengan black hole tidaklah relevan walaupun terdapat fakta bahwa perluasan black hole selaras dengan perluasan semesta. Keduanya bukanlah hubungan kausalitas.

Kita pertegas lagi pertanyaan di atas, bagaimana energi total semesta terus bertambah? Tambahan energi itu berasal dari mana? Jika semesta sepenuhnya adiabatik dan kerapatan dark energy tetap, bagaimana dark memproduksi dirinya?

Jika dark energy berasal dari vacuum energy di mana semakin luas semesta kemungkinan semakin luas juga besaran vacuum field sehingga semakin luas juga besaran vacuum energy yang dihasilkan. Nyatanya besaran energi yang dihasilkan secara faktual dari vacum field masih sangat kecil kerapatan energinya jika dibandingkan dengan kerapatan energi dari dark energy.

Menghubungkan dark energy dengan vacuum energy berhadapan dengan fakta bahwa vacuum energy secara teori dalam QFT ternyata lebih besar 10 pangkat 120 dibandingkan dengan besaran vacuum energy hasil perhitungan berbasis CMB. Menghubungkan dark energy dengan vacuum energy adalah prediksi yang sangat memalukan.

Jika dark energy tidak bersumber dari dalam sistem semesta, baik dari black hole maupun dari vacuum energy, maka satu solusi yang mungkin adalah bahwa semesta tidak bersifat adiabatik. Semesta bukanlah sistem yang terisolasi.

Lagipula dalam sistem adiabatik walaupun benar ketika volume meningkat, suhunya turun, tapi pada saat volume itu meningkat, tekanan juga turun. Sedangkan dalam semesta yang terjadi adalah ketika volume semesta meningkat, maka tekanan juga meningkat. Peningkatan tekanan ini penting untuk menghasilkan usaha menggerakkan accelerating universe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun