Walaupun begitu, sains banyak tergantung juga kepada matematika, karena matematika mampu memberikan peta pun pada wilayah yang belum dikenali dan belum terjelajahi, dan matematika adalah alat bantu serta kerangka kerja yang bisa diandalkan bagi sains.
Masalahnya, bagaimana membuktikan narasi matematika, temuan matematis, dan kebenaran matematis secara sains.
Matematika dalam sains cuma alat bantu, bukan alat bukti, sehingga bukan tidak jarang matematika tidak sinkron dengan sains. Ketidaksinkronan ini menunjukkan dua hal yaitu : pertama, kebenaran sains tidak memadai, atau kedua, matematika sering absurd.
Sifat sains yang selalu menuntut bukti material, dan bukan bukti logis, sering tidak mampu menjangkau hal-hal yang immaterial.
Sementara matematika sering terjebak pada hal-hal immaterial dan imajiner. Tengok saja sistem bilangan dalam matematika ada yang real, ada juga yang imajiner. Contoh bilangan imajiner adalah akar negatif x.
Pada kasus expanding universe, hadirnya lambda atau konstanta kosmologi Einstein menunjukkan bahwa matematika mungkin saja direkayasa. Selanjutnya relativitas umum menjadi semacam kitab suci dalam fisika, yang dijadikan rujukan untuk menjelaskan banyak hal. Padahal pernyataan matematika bisa mungkin ditemukan buktinya, bisa juga tidak. Beruntung sekali relativitas umum sudah teruji di banyak observasi dan eksperimen.
Jika sains bisa membuktikan matematika relativitas umum, lalu bagaimana sains membuktikan eksistensi extra dimension dan multiverse?
Energi Murni Yang Lepas Dari Ruang
Teori inflasi kosmik telah mengantarkan kita kepada pemahaman bahwa proses inflasi sudah dimulai bahkan sebelum Big Bang. Pada proses ini, energi terikat pada jalinan ruang dan pada saat yang sama ruang dan energi terlepas dari waktu. Ini merupakan hipotesis yang berani.
Pada banyak pendekatan, juga pada pendekatan kalam, diasumsikan ruang dan waktu terikat satu sama lain. Dalam relativitas umum, jalinan erat ruang dan waktu ini disebut kain ruang-waktu. Apa yang terjadi pada ruang juga akan memengaruhi waktu, perubahan waktu juga akan memengaruhi ruang.
Jalinan ruang-waktu membawa konsekuensi singularitas. Sayangnya singularitas tidak cukup baik dalam menjelaskan fenomena magnetik monopole, CMB, homogenitas, dan isotropik semesta.