Kita ambil analogi untuk menjelaskan pernyataan tersebut di atas, ketika kira berharap menambah kecepatan mobil, maka pedal gas kita injak lebih dalam. Dengan begitu konsumsi energi bensin bertambah. Begitu juga saat kita ingin memperlambat laju mobil, maka pedal rem kita injak lebih dalam, yang dengan begitu konsumsi energi bensin menurun. Bensin merupakan energi potensial, sedangkan laju mobil adalah energi kinetik, dengan pedal gas dan pedal rem sebagai trigger.Â
Laju mobil ini juga berpengaruh kepada tekanan mobil terhadap udara di lingkungan.
Transformasi energi dari satu bentuk energi kepada bentuk energi lain bukan merupakan proses dan mekanisme yang terjadi secara spontan, mandiri, dan dengan sendirinya. Proses ini membutuhkan suatu trigger yang biasanya berbentuk gaya eksternal, ataupun mesin biologi, mekanisme kimia, dan mesin mekanik.
Energi dalam bensin tetap dalam keadaannya sebagai energi potensial jika tidak dilakukan pengapian padanya. Batu besar di puncak bukit dan beban berat yang tergantung pada seutas tali akan tetap dalam keadaannya menyimpan energi potensial gravitasi jika tidak ada gaya dari luar yang membuat batu itu menggelinding ataupun beban berat itu jatuh. Dua bahan kimia tetap dalam kondisinya masing-masing jika tidak ada dorongan eksternal yang membuatnya bertemu, yang kemudian terjadi reaksi di antara keduanya.
Energi potensial dari sinar matahari membutuhkan klorofil untuk diubah menjadi ATP. ATP membutuhkan mekanisme metabolisme yang bersifat biologis, kimiawi, dan mekanis untuk diubah menjadi tenaga untuk bergerak. Bensin membutuhkan mesin untuk menjalankan mobil. Turbin dibutuhkan untuk mengubah energi potensial air menjadi energi listrik.
Pemahaman tentang mekanisme transfer dan transformasi energi ini penting untuk memahami hampir semua mekanisme yang terjadi di alam ini.
Konservasi Energi Tidak Berlaku Pada Semesta
Hukum konservasi energi mengatakan bahwa jumlah total energi adalah tetap, energi tidak dapat diciptakan, tidak dapat dimusnahkan, dan hanya bertransformasi dari satu bentuk energi menjadi bentuk lainnya. Dalam hukum konservasi energi, total energi adalah penjumlahan dari perubahan energi potensial dengan energi kinetik.
Tapi dalam the expanding universe, bahkan dalam the accelerating universe, ceritanya jadi berbeda. Dalam accelerating universe volume semesta bertambah secara eksponensial.
Jikapun semesta mengembang dengan kecepatan tetap sebagai konsekuensi dari kerapatan energi yang tetap, maka pertambahan volume semesta tetap akan menyebabkan total energi di semesta terus bertambah. Ini artinya energi tidak bersifat lestari, melainkan bertambah.
Turunan kovarian tensor stress energi momentum pada persamaan relativitas umum menunjukkan bahwa perluasan semesta berarti juga pertambahan dalam energi semesta. Persamaan relativitas umum secara nyata menolak mentah-mentah konsep kelestarian energi.