Tapi teori inflasi tidak punya keberanian untuk menarik garis waktu terus jauh ke belakang sampai titik di mana dimensi ruang lenyap dan terpisah dari energi dan hanya menyisakan energi saja.
Energi inilah yang kita sebut dengan energi murni. Pada titik ini, energi hanya terikat dengan informasi. Informasi inilah yang berperan sebagai sistem koding yang mengatur energi membentuk ruang. Sistem koding yang dimaksud di sini mirip dengan sistem koding komputer yang mengatur perilaku software dan hardware dalam sistem komputer. Dalam pemahaman "energi murni" yang secara nekad kita hipotesiskan di sini, sistem koding yang dimaksud berperan dalam transfer dan transformasi energi menjadi ruang holografik.
Ruang holografik ini oleh suatu mekanisme tertentu yang belum bisa disebutkan bentuknya kemudian membentuk ruang nyata yang terikat dengan energi dan informasi, yang kemudian membentuk Big Bang.
Energi Murni di Akhir Semesta.
Kecepatan semesta mengembang terus bertambah. Tidak ada tanda-tanda kecepatannya akan menurun, apalagi berhenti. Apakah ini artinya semesta akan lestari? Jika berakhir, bagiamana akhir dari semesta?
Salah satu skenario akhir semesta yang cocok dengan fenomena accelerating universe adalah Big RIP. Dalam Big RIP digambarkan materi alam semesta, mulai dari bintang dan galaksi hingga atom dan partikel subatomik, dan bahkan ruang-waktu itu sendiri, secara bertahap terkoyak oleh ekspansi alam semesta pada waktu tertentu di masa depan, hingga jarak antar partikel menjadi tak terhingga. Pada titik ini konstanta kosmologi meningkat secara eksponensial dan konstanta Hubble meningkat secara tak terhingga. Skenario ini menyiratkan bahwa setelah waktu yang terbatas akan ada singularitas terakhir, yang disebut "Big Rip", di mana alam semesta yang dapat diamati akhirnya mencapai ukuran nol dan semua jarak menyimpang ke nilai tak terhingga.
Sedikit berbeda dengan itu. Di sini kita menggambarkan bahwa dalam kondisi accelerating universe, jika kita melakukan ekstrapolasi maju ke depan, total energi maupun kerapatan energi dari dark energy yang semakin meningkat akan semakin merenggangkan jarak antar galaksi. Gravitasi dan dark matter yang mengikat bintang-bintang dalam galaksi akan terkalahkan. Akibatnya bintang-bintang akan berhamburan keluar. Sementara Black hole akan semakin membesar sampai titik di mana tarikan singularitas terkalahkan dan Black hole pecah.
Black hole dan seluruh materi di semesta oleh mekanisme Radiasi Hawking dan mengikuti persamaan kesetaraan massa dengan energi-nya Einstein akan terkonversi sepenuhnya menjadi energi. Sehingga pada waktu itu semesta hanya terdiri dari sepenuhnya energi saja.
Inilah kondisi yang dimaksud dari energi murni di akhir semesta. Pada titik ini, energi tetap terikat dengan kain space-time. Semesta diawali dengan kondisi yang sepenuhnya energi dan berakhir dengan kondisi sepenuhnya energi pula. Bedanya, pada kondisi awal, energi lepas dari ruang dan waktu. Sedangkan di kondisi akhir, energi masih terikat dengan ruang dan waktu.
Berbeda dengan skenario Big RIP yang berakhir dengan singularitas, di sini kita melihat semesta berakhir dengan sepenuhnya energi.
Kesimpulan