Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Masalah Employee Engagement pada Pekerjaan Berupah Rendah

26 Maret 2023   13:48 Diperbarui: 25 April 2023   09:19 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berikut ini sejumlah kasus pada suatu lembaga pendidikan swasta yang menunjukkan rendahnya employee engagement, job satisfaction, dan customer satisfaction, yang bisa jadi cermin dan tolak ukur hal yang sama juga terjadi pada lembaga pendidikan swasta yang lain atau bahkan pada sebagian besar lembaga pendidikan swasta.

1. Tidak Ada Kepedulian Terhadap Masalah Lembaga

Jumlah siswa baru pada suatu tahun ajaran rendah, bukan saja target jumlah siswa tahun tersebut tidak tercapai, tapi bahkan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya banyak calon siswa yang ditolak karena kuota sudah terisi penuh. Kondisi ini ditanggapi dengan dingin oleh pekerja walaupun mereka tau. Sikap masa bodoh, bukan urusan saya, dan yang penting saya bekerja dan mengerjakan pekerjaan saya berkembang luas.

2. Tidak Peduli Dengan Lingkungan Kerja

Ketimbang memungut sampah dan memasukkannya ke tempat sampah, para pekerja lebih suka membiarkan sampah begitu saja dan bahkan ditendang-tendang karena merasa itu merupakan pekerjaan OB dan bukan pekerjaannya.

Bahkan OB pun tetap membiarkan sampah-sampah itu tanpa melakukan tindakan apapun karena baginya itu adalah pekerjaan OB yang lain dan bukan pekerjaannya.  

Guru-guru membiarkan siswa melakukan tindakan yang tidak sesuai kerana itu bukan siswa pada kelas yang dia pegang ataupun merasa itu adalah tugas guru BP.

Lembaga kesulitan menemukan impal ketika ada pekerja yang cuti atau sakit. Impal ditemukan dengan ancaman, paksaan, atau mengambil dari pihak ketiga.

3. Overtime Tanpa Lembur dan Kompensasi.

Seorang OB diminta, atau lebih tepatnya dipaksa dan dimanfaatkan, untuk masuk kerja padahal itu adalah hari libur dengan alasan agar area lembaga pendidikan tetap bersih jangan sampai kotor. Ketika ditanyakan apakah itu dihitung lembur, jawabannya tidak. Apakah mendapatkan kompensasi materi lainnya, jawabnya pun tidak.

Guru-guru yang menjadi panitia ivent tertentu ataupun menjadi penanggung jawab tugas tertentu di luar tugas utamanya tidak menerima kompensasi atau dibayar dengan kompensasi yang sangat rendah. Pun jika mereka harus pulang larut malam ataupun melakukan pekerjaan di waktu libur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun