Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nobel Fisika 2022 Entanglement: Ketika Sains Dikacaukan oleh Filsafat

23 Oktober 2022   16:40 Diperbarui: 6 November 2022   19:15 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika benar aspek fine-tune merupakan konsekuensi dari mekanisme probabilitas pada space-time, vacum field, dan mass-energy, maka seharusnya kehidupan seperti di Bumi adalah hal lazim di semesta, seharusnya ada ribuan kehidupan semisal Bumi. Tapi nyatanya, kehidupan hayati di Bumi sampai saat ini adalah satu-satunya.

Evolusi Biologi 

Jika kehidupan hayati di bumi adalah hasil adaptasi dan evolusi terhadap kondisi bumi apa adanya, maka seharusnya ada kehidupan hayati yang berbeda di planet lain sebagai hasil adaptasi dan evolusi terhadap kondisi di planet itu. Tapi nyatanya kehidupan seperti itu tidak ada dan Bumi adalah satu-satunya tempat bagi kehidupan hayati. 

Kenapa evolusi dan adaptasi hanya berlaku di Bumi tapi tidak berlaku di tempat atau planet lain? Kenapa dan bagaimana bisa Bumi jadi sedemikian spesial? 

Bagi kita ini Bumi yang sedemikian spesial ini, lebih dari sekedar unik, berarti bahwa Bumi lah yang menyediakan dirinya sedemikian rupa agar layak bagi kehidupan. Kehidupan menyediakan dirinya sedemikian rupa agar layak untuk kehidupan manusia.

Kelangkaan dan kepunahan sekian banyak spesies dapat kita pahami bahwa manusia yang menempati posisi tertinggi dalam rantai makanan dan pohon evolusi adalah mahluk terakhir yang dibentuk oleh kehidupan. Tidak ada mahluk kompleks lain setelah manusia. Manusia pun tidak akan merubah menjadi mahluk spesies lain.

Memperbudak Sains

Contoh di atas menunjukkan bahwa paham evolusi juga tidak lepas dari persepsi dan interpretasi atheisme, filsafat, dan agama.

Para pendukung argumen spiritual mengatakan bahwa evolusi adalah mekanisme pentahapan penciptaan yang by design oleh Allah. Evolusi biologi jelas-jelas menyangkal berlakunya mekanisme probabilistik. Sementara paham atheis menyangkal Evolusi sebagai proses by design.

Ambigu

Paham evolusi biologi dalam persepsi atheis  ambigu dalam menjawab pertanyaan ini. Evolusi itu kontinyu atau diskrit? Konvergen atau divergen? Progressif yang mengarahkan kepada kompleksitas atau regresif yang mengarah kepada simplifikasi? Deterministik atau probabilistik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun