Reveuw Buku
judul Buku:Kemanusiaan Dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia
Tahun Terbit (November 2023).
Karya: Neng Dara Affiah
ISBN: 978-623-321-245-8
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Oleh: Asep Saydul Qolbi
Pembukaan
Ketertarikan dan terpukau ketika membaca buku “Kemanusiaan Dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia”, membawa pengertian dari abstraknya kehidupan dengan dihadapkanya dengan realitas sosial, menyoal dunia dalam ranah kemanusiaan maupun global, buku ini membuka pandangan kita mengenai kemanusiaan “humaniti” dengan pembaruan masyarakat muslim dengan dihadakanya perjalanan zaman yang terus berkembang, pengetahuan didalamnya mengemukakan pembahasan kemanusiaan, keislaman, serta demokrasi dengan beberapa prespektif yang menarik.
Buku ini membawa kita untuk mengetahui rahasia kemanusiaan dan mengungkap hal yang abstak dalam kegidupan, hal ini membuat kita dapat mengenal lebih dalam dari sebuah aspek kehidupan yang hanya monoton dan simpit dengan keterbatasan ilmu pengetahuan kita, membuka cakrawala dari kerumitan yang terjadi antara akal dan hati, serta konflik yang sering kita jumpai dalam kehidupan yang berasal dari keinginan yang kian kali tak tercapai.
Penulis mengajak kita untuk melihat dinamika yang terjadi dalam sudut pandang muslim dan dan mengemukakan perdamaian yang menjadikan manusia selalu berfikir posistif atas sesuatu yang terjadi, tulisan mencerminkan rangkaian bagaimana membentuk muslim yang ideal dan juga kritis dalam menyikapi suatu konflik dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.
Ada tiga hal yang menarik dalam buku ini dengan subjudul yang telah di terapkan di bawah ini sebagai pokok pembahasan yang mungkin anda dapat mempelajari buku “Kemanusiaan Dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia” dari karya Neng Dara Affiah.
Kemanusiaan Menuju Kedamaian Sejati
Buku ini mengemukakan keunggulam dengan apsah dan dapat menginpirasi pembacanya, berbagai argumen mencuat pemeikiran yang selama ini dikungkung oleh kntruksi sosial yang terbangun, prespektif yang selama ini menyelami pemikiran manusia, buku ini berupaya membongkar realitas seperti prespektif paham teologi tulang rusuk, yang mana selama ini kita kita selalu dengar perempuan di ciptakan dari tulang rusuk pria, sehingga sampai saat ini kepercayaan ini masih di adopsi dengan pemaknaan yang kurang tepat, sedangkan banyak ayat atau pesan tuhan yang mengungkapkan menciptakan manusia dengan datu jiwa yang tunggal, sehingga dogma tersebut menyebabkan kekerasan simbolik dalam salah mengartikulasi sebuah ungkapan perempuan diciptakan dari tulang rusuk pria, kekerasan simbolik diungkapkan sebagai kekerasan yang bersifat lembut/samar hampir tak terlihat kejahatanya, sehingga diproduksi sedemikian rupa dlam intansi beberapa aspek seperti pendidikan, keagamaan, dan sisitem sosial. Oleh karena ini kekerasan simbolik pada pemaknaan perempuan yang di ciptakan dari tulang rusuk pria harus di hapus karena dengan cara itulah untuk menghapus segala bentuk kekerasan pada perempuan.
Pernakah kita mambayangkan apa itu Kedamaian manusia?, buku ini menggambarkan berbagai gambaran manusia dengan analogi sejarah yang tertulis, kota tuhan, dan manusia serta pengertian sebuah cinta, agustinus menyebutkan bahwa perdamaian adalah tujuan utama, peperangan dbisa dibenarkan jika melindunggi rakyat untuk membawa kedamaian. Analogi kota tuhan di gambarkan seperti madinah dan yerusalem baru, kota yang penuh kedamaian dan toleransi, sedangkan kota manusia diibaratkan sebagai dimana tempat dimana orang-orang hanya mengejar kepentingan pribadi, penuh keserakahan, perlombaan yang tidak terkendali, hal ini sejalan dengan jakarta dimana manusia hanya mementingkan kepentinganya, yang kini dipenuhi oleh ketegangan politik dan kebencian menjelang kontestasi demokrasi.
Mengulik kasus artikulasi cinta didalam buku ini memberikan pengertian yang mendalam, cinta adalah kunci untuk mencapai keabadian nama dan martabat tertinggi sebagai manusia, merujuk teori Erich Fromm dan bukunya The Art of Loving. beberapa kategori cinta, dimulai dari cinta orang tua kepada anaknya, di mana cinta seorang ibu bersifat tanpa syarat dan memberikan rasa aman, sedangkan cinta seorang ayah lebih bersyarat, menuntut kepatuhan. Jenis cinta berikutnya adalah cinta erotis, yang bersifat personal dan menciptakan persatuan dengan pasangan melalui hubungan yang sangat intim.
Yang lebih menarik iyalah, cinta kepada Tuhan adalah cinta yang menghubungkan manusia dengan asal-usulnya, menjalin kembali hubungan yang terkadang terlupakan. Fromm juga membahas evolusi agama, dimulai dengan penyembahan alam dan totem sebagai sumber kehidupan, berkembang menjadi kepercayaan matriarki di mana ibu disembah sebagai entitas tertinggi, dan akhirnya beralih ke sistem patriarki yang menekankan figur ayah sebagai penguasa dan penegak hukum dalam agama dan masyarakat.
Konsep orientasi berfikir kritis dalam ajaran keislaman
Tidak hanya mencakup dalam ranah kemanusiaan buku ini menjelaskan bagaimana sejarah keislaman indonesia dan kemajuanya dengan berbagai sumber yang tertulis, seiringnya waktu perubahan pergerakan islam indonesia menghadapi berbagai isu menarik, penulis menjelaskan pada awal sejarah perjalanan islam dalam gerakanya, beberapa ormas islam tertera dan mempunyai karakteristik menarik dalam buku ini.
Pada tanggal 4 November 2016, sejumlah ormas Islam di Indonesia menggelar unjuk rasa menentang tokoh non-Muslim dan kasus penistaan agama, meski calon gubernur DKI Jakarta Ahok telah meminta maaf. Namun, dua ormas besar, PBNU dan Muhammadiyah, melarang anggotanya untuk ikut unjuk rasa. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan umat Islam terhadap isu ini berbeda-beda, tergantung pada penafsiran mereka terhadap ajaran agama. Islam tidak pernah menjadi agama tunggal dalam sejarahnya. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, umat Islam terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain Sunni yang mendukung Abu Bakar sebagai penerus Nabi, dan Syiah yang menginginkan Ali bin Abi Thalib.
Ketegangan ini berlanjut dengan munculnya kelompok Khawarij yang cenderung mengutamakan kekerasan dan mengkafirkan pihak yang tidak sependapat dengan mereka. Kelompok Khawarij memiliki kemiripan dengan beberapa kelompok Islam radikal kontemporer, seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Islamiyah, dan Front Pembela Islam (FPI), yang menerapkan pemahaman literal terhadap ayat-ayat Al-Quran dan menganggap kekerasan sebagai bentuk jihad.
Kelompok ini di jelaskan dalam buku selalu terpinggirkan dari arus utama Islam dan sering menggunakan kekerasan fisik dan verbal dalam perjuangannya. Analisis oleh Khaled Abou al Fadl menunjukkan bahwa kekerasan mereka disebabkan oleh rasa keterasingan dan kekecewaan atas hilangnya model kepemimpinan seperti pada masa Nabi dan empat khalifah pertama. Meskipun kelompok ini mungkin tidak dapat memobilisasi massa yang besar, kekerasan dan kebencian yang mereka tebar dapat menimbulkan ancaman, seperti yang terlihat dalam serangan teroris internasional.
Penulis menawarkan konsep berfikir kritis dalam ajaran beragama, dalam bukunya diterangkan Metode pendidikan berpikir kritis merupakan cara yang efektif untuk menganalisis dan mengevaluasi ajaran agama, mengingat agama sering kali melibatkan penafsiran manusia yang bisa jadi benar atau salah. Hal-hal yang mendasar dan tidak dapat dipertanyakan, seperti rukun iman dan rukun Islam, seharusnya dipahami tanpa keraguan. Namun, dalam banyak hal yang berkaitan dengan ibadah dan praktik sosial, seperti penggunaan jilbab atau pemimpin non-Muslim, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Oleh karena itu, berpikir kritis sangat diperlukan untuk membedakan antara inti ajaran agama dengan produk penafsiran yang dapat ditafsirkan secara berbeda.
Dalam buku ini terdapat konsep yang menarik terhadap pembelajaran keagamaan “Esoterisme Islam” yang mencakup ajaran tasawuf atau tasawuf menawarkan pemahaman agama Islam yang lebih luas, jauh melampaui aspek politik yang kerap kali dipersempit oleh sebagian orang. Ajaran ini menekankan pencarian kedekatan dengan Tuhan melalui cinta, kebijaksanaan, dan pencerahan, yang dapat ditemukan dalam tradisi seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Beliau, sebagai rujukan utama dalam esoterisme Islam, menunjukkan nilai-nilai kasih sayang dan keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, melalui karya-karya besar tokoh seperti Ibnu Arabi dan al-Ghazali, esoterisme Islam juga mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari teologi hingga filsafat, yang memengaruhi perkembangan peradaban Islam dan kemanusiaan secara luas.
Tradisi esoterisme Islam juga menekankan pentingnya toleransi beragama, yang terlihat dalam ajaran para sufi yang menghargai keberagaman dan menghindari fanatisme. Sufi klasik menekankan cinta kepada Tuhan, pentingnya bekerja sebagai bagian dari kehidupan, dan pengabdian kepada sesama manusia. Hal ini tercermin dalam kisah-kisah yang menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang dari berbagai latar belakang agama, seperti kisah Abu al-Hasan Kharaqani yang melayani seorang Kristen dengan penuh rasa hormat. Dengan pendekatan yang penuh kasih dan sederhana ini, penyebaran Islam melalui jalur esoterisisme dapat diterima dengan indah, seperti yang terlihat dalam penyebaran Islam di nusantara melalui kesenian lokal oleh para Wali Songo.
Demokrasi dan Kebhinekaan Indonesia
Buku ini menerangkan bagaimana serangkaian demokrasi dunia yang mempengaruhi kemerdekaan indonesia melalui Gerakan Pencerahan (Aufklärung) di Eropa pada abad ke-17 memberikan dampak besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dipelopori oleh para pemikir seperti Jean Jacques Rousseau yang mengemukakan konsep kontrak sosial, dan Montesquieu yang memperkenalkan teori pemisahan kekuasaan, gerakan ini mengusung gagasan kebebasan individu dan nasionalisme. Pemikiran ini mengilhami Revolusi Prancis dan menciptakan nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan yang menjadi dasar perjuangan bangsa-bangsa terjajah, termasuk Indonesia. Semangat ini pula yang mendorong lahirnya gerakan nasionalisme yang dipelopori oleh tokoh-tokoh Indonesia, seperti Sukarno yang mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Politik Etis yang diterapkan Belanda pada akhir abad ke-19, termasuk di bidang pendidikan, juga turut memperlancar lahirnya gerakan kemerdekaan di Indonesia.
Melalui akses pendidikan yang lebih luas, muncul generasi baru kaum priyayi yang terinspirasi oleh nilai-nilai Barat, seperti Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Tjipto Mangunkusumo yang mendirikan organisasi modern pertama, Boedi Oetomo. Selain itu, gagasan-gagasan kebangsaan yang digagas oleh tokoh-tokoh pergerakan, seperti Hatta dan Ki Hajar Dewantara, terus berkembang dan berujung pada proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, yang tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
Demokrasi di indonesia cukup labil dalam menentukan peraturanya, dalam buku ini mencoba membedah sisitem peraturan yang berindikasi menyebabkan diskriminasi, intoleran beragama dalam bukunya di jelaskan Kebijakan-kebijakan tersebut muncul pasca terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan otonomi luas kepada pemerintah daerah. Puncak terbitnya kebijakan-kebijakan tersebut terjadi antara tahun 2003 hingga 2005. Kebijakan-kebijakan tersebut sebagian besar dikeluarkan di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dan beberapa di antaranya cenderung diskriminatif, khususnya terhadap kaum perempuan. Misalnya, kewajiban mengenakan jilbab di tempat umum dan sekolah, serta pembatasan kebebasan beragama. Provinsi yang paling aktif mengeluarkan kebijakan bertema agama adalah Jawa Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
Namun, terbitnya kebijakan-kebijakan tersebut menimbulkan tantangan serius bagi keberagaman di Indonesia dan bertentangan dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam UUD 1945, khususnya terkait kewenangan keagamaan yang seharusnya diatur oleh pemerintah pusat, bukan daerah. Selain itu, kebijakan-kebijakan tersebut seringkali tidak melibatkan partisipasi dari masyarakat, khususnya kaum perempuan dan kelompok minoritas, yang menjadi korban diskriminasi akibat peraturan-peraturan tersebut. Banyaknya kebijakan serupa di beberapa provinsi, seperti kewajiban mengenakan jilbab, pendidikan agama, dan pengelolaan zakat, dapat berdampak negatif terhadap keberagaman dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, kebijakan diskriminatif tersebut harus dicabut untuk memastikan hak setiap warga negara terlindungi sesuai dengan prinsip keberagaman dan keadilan dalam UUD 1945.
Dalam konsen demokrasi pada bagian akhir buku ini menerangkan feminisme, Gerakan "Indonesia Tanpa Feminisme" yang muncul pada tahun 2019 berpendapat bahwa feminisme tidak diperlukan di Indonesia karena Islam sudah mencakup semua aspek kehidupan, termasuk hak-hak perempuan. Mereka mengklaim bahwa sejarah telah menunjukkan perempuan Muslim seperti Fatimah al-Fihria, Aisyah, dan Khadijah yang telah memimpin di berbagai bidang seperti pendidikan, sains, dan dunia bisnis. Namun, gerakan ini mengabaikan sejarah gerakan perempuan di Indonesia yang dimulai pada tahun 1912, dengan berdirinya organisasi Putri Mardika yang memperjuangkan kesetaraan pendidikan dan hak-hak perempuan. Feminisme, sebagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, memberikan perspektif untuk melihat ketidaksetaraan gender, dan penting untuk mendorong perubahan agar perempuan tidak lagi mengalami diskriminasi.
Kelebihan Buku
Buku ini menawarkan wawasan baru yang berharga bagi pembaca yang ingin mengeksplorasi topik-topik tersebut dengan pendekatan yang lebih kritis dan mendalam. Namun, pembaca perlu mempersiapkan diri untuk materi yang cukup kompleks, yang membutuhkan pemahaman dasar tentang filsafat, sejarah, dan agama. Namun, bagi mereka yang ingin membuka pikiran dan memahami tantangan yang dihadapi masyarakat Muslim Indonesia, buku ini merupakan karya yang sangat berharga.
Kekurangan Buku
Keterbatasan dalam Menggali Kasus-Kasus Konkret: Buku ini lebih berfokus pada konsep-konsep teoritis dan pemikiran-pemikiran umum tentang kemanusiaan, Islam, dan demokrasi, tetapi kurang dilengkapi dengan studi kasus atau contoh-contoh konkret yang menggambarkan penerapan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pembaca yang menginginkan contoh-contoh praktis tentang pembaruan masyarakat Muslim di Indonesia mungkin akan merasa kurang puas dengan pembahasan yang terlalu abstrak.
Terkadang Penulisannya Terlalu Rumit: Beberapa bagian buku menggunakan istilah dan ide yang cukup rumit, terutama saat membahas topik teologis dan filosofis. Meskipun hal ini memberikan kedalaman pada buku, pembaca yang tidak memiliki latar belakang di bidang ini mungkin kesulitan mengikuti pemikiran penulis dengan mudah. Buku ini mungkin akan lebih baik jika penjelasannya lebih sederhana atau pengantarnya bagi pembaca awam.
Kesimpulan
Buku Kemanusiaan dan Pembaharuan Masyarakat Muslim Indonesia karya Neng Dara Affiah yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia ini menyajikan pembahasan mendalam tentang konsep kemanusiaan, pembaharuan masyarakat Muslim di Indonesia, serta refleksi tentang dinamika sosial, keagamaan, dan politik.
Dengan mengeksplorasi pemikiran teologis dan sosial yang relevan, buku ini menyajikan perspektif baru yang membuka cakrawala bagi pembaca untuk memahami peran agama, budaya, dan demokrasi dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Buku ini menyajikan berbagai isu penting yang saling terkait, seperti konsep perdamaian sejati yang diwujudkan melalui pemahaman tentang cinta kasih kepada sesama manusia dan Tuhan.
Mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia dalam konteks keadilan dan kasih sayang; konsep berpikir kritis dalam Islam, di mana penulis mengajak pembaca untuk tidak hanya menerima ajaran agama secara harfiah, tetapi juga memahami konteks sosial dan budaya yang memengaruhinya.
Biodata
Nama saya Asep Saydul Qolbi, lahir di lampung pada 20 september 2003, saya sedang melaksanakan studi di universitas nahdlatul ulama indonesia saat ini merupakan mahasiswa semester 5, program studi sosiologi. Saya mengikuti dan tertarik dalam bidang ilmu sosial, selain aktif dalam akademik, saya gemar berorganisasi di internal kampus, saya gemar menulis dan menganalisa guna memperluas wawasan dan keterampilan, melalui penulisan saya ini, saya ingin memberikan kontribusi pengetahuan hubungan kemanusiaan dan pembaruan masyarakat muslim indonesia. Untuk mengenal lebih lanjut kunjunggi akun instagram saya di @sang_surya20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H