KKTP dijadikan salah satu pertimbangan untuk menyusun instrumen asesmen. Sehingga asesmen yang diberikan kepada peserta didik benar-benar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam menentukan KKTP, guru tidak disarankan hanya menggunakan angka mutlak seperti 70, 75, 80, 85 atau 90. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi. Namun jika diperlukan, guru dapat menggunakan rentang nilai misalnya 71-80, 81-90, dan sebagainya. Namun tetap harus memberikan deskripsi atau penjelasan ditiap interval tersebut.
Contoh rubrik KKTP pada mapel PAI BP kelas 1 sub materi Membaca Basmalah:
Tentunya sebagai seorang guru sudah tidak asing lagi dengan ragam bentuk asesmen. Ada asesmen formatif da nada asesmen sumatif. Ada asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran. Ada asesmen yang dilakukan di tengah proses pembelajaran. Dan ada juga asesmen yang dilakukan di akhir proses pembelajaran.
Dalam asesmen-asesmen tersebut tentunya terdapat ragam kriteria atau indikator yang mengantarkan pada ketercapaian tujuan pembelajaran. Nah, indikator-indikator atau kriteria-kriteria tersebut sudah dapat dianggap sebagai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP).
Kriteria-kriteria tersebut sudah harus nampak pada saat guru membuat instrument asesmen seperti tabel ceklis, lembar pengamatan, rubrik, lembar refleksi, lembar penilaian kelompok, jurnal, catatan portofolio dan lain sebagainya.
Misalnya dalam rubrik pada sub materi cara berwudhu berikut:
Dalam rubrik tersebut ada dua indikator untuk mengukur pencapaian peserta didik dalam keterampilan berwudhu, yaitu (1) Kemampuan melakukan wudhu , dan (2) Kualitas wudhu yang dilakukan.
KKTP juga bermanfaat untuk memberikan informasi yang konkret dan komprehensif dalam laporan hasil belajar peserta didik. Deskripsi tentang perkembangan peserta didik menjadi lebih terukur dan personal, sesuai dengan kemampuan mereka.Â