Melalui proses ini, Bapak tidak hanya melatih keterampilan kami, tetapi juga mengamati dan memahami potensi setiap anak. Beliau bisa menilai siapa yang memiliki bakat dalam keterampilan tangan dan siapa yang tidak.Â
Semua ini dilakukan bukan sekadar untuk melatih kami, tetapi juga sebagai cara mendidik kami agar menghargai kerja keras dan menemukan bakat yang tersembunyi.
3. Bangun Komunikasi yang Baik
Salah satu langkah penting dalam membangun komunikasi yang baik dengan anak adalah dengan mendengarkan pendapat mereka. Berikan perhatian penuh ketika mereka berbicara, tunjukkan bahwa apa yang mereka sampaikan memiliki nilai dan dihargai.
Kakek saya adalah sosok yang dihormati dan dipercaya oleh masyarakat sekitar. Salah satu kenangan yang masih teringat jelas adalah ketika suatu hari beliau diminta oleh seorang tetangga untuk memberikan nama bagi bayi mereka yang baru lahir.Â
Sebelum memutuskan nama, kakek memanggil saya dan bertanya, "Menurutmu, apa nama yang baik untuk bayi ini?" Ia menjelaskan bahwa nama bukan sekadar sebutan, tetapi juga doa dan identitas yang akan dibawa seumur hidup.Â
Kakek ingin memastikan bahwa nama yang diberikan akan membuat anak itu bangga, bukan merasa malu di masa depan.
Dulu, saya sering menghabiskan waktu berbincang dengan kakek dan nenek (sambil memijat kakek), membicarakan berbagai hal tentang kehidupan dan bagaimana mempersiapkan diri untuk masa depan.Â
Dalam percakapan itu, kakek sering menceritakan kisah-kisah inspiratif tentang orang-orang yang berhasil pada zamannya, terutama melalui penguasaan ilmu pengetahuan.
Cerita-cerita itu tidak hanya menarik, tetapi juga menjadi motivasi yang kuat bagi saya untuk terus belajar. Dari mereka, saya memahami bahwa ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kesempatan dan keberhasilan di masa depan.
4. Ajarkan Keterampilan Hidup