Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemandirian Sejak Dini, Investasi Terbaik untuk Masa Depan

30 November 2024   07:56 Diperbarui: 30 November 2024   07:56 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto, Diolah dengan Canva

Bagi anak laki-laki, penting untuk memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usianya, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan dan kehidupan keluarga. 

Misalnya, mereka dapat ditugaskan mengurus ayam, kambing, atau tugas lain yang sejalan dengan kemampuan mereka. Tanggung jawab ini diberikan secara bertahap, di mana anak yang lebih dewasa diberi beban yang lebih besar sesuai dengan tingkat kedewasaan dan kemampuannya. 

Dengan cara ini, mereka belajar tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan bagaimana berkontribusi untuk keluarga.

Saya teringat akan sebuah pelajaran dari sejarah, bagaimana Allah mempersiapkan hamba-Nya untuk menjalankan tugas mulia sebagai seorang Rasul. 

Salah satu bentuk persiapannya adalah dengan menggembala kambing. Sebelum memimpin dan mengurus umatnya, para calon Rasul terlebih dahulu diuji dan dilatih melalui pekerjaan sederhana namun penuh tanggung jawab ini. 

Menggembala kambing mengajarkan kesabaran, ketelitian, serta kemampuan mengatur dan melindungi, yang kelak menjadi bekal penting dalam memimpin umat. Sebuah proses yang mengajarkan bahwa kepemimpinan besar sering kali dimulai dari tugas-tugas kecil yang penuh makna.

2. Beri Ruang untuk Belajar dari Kesalahan

Berikan ruang kepada anak untuk belajar dari kesalahan, karena pengalaman adalah guru terbaik. Jangan terlalu mengawasi setiap langkah mereka; biarkan mereka mencoba hal-hal baru meskipun ada kemungkinan gagal. 

Dalam proses mencoba dan gagal itulah mereka akan belajar tentang tanggung jawab, keberanian, dan cara menemukan solusi. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri dan percaya diri.

Saya masih mengingat dengan jelas salah satu pelajaran hidup yang diajarkan oleh Bapak. Saat itu, beliau membeli alat cetak tegel dan mengajarkan semua anak laki-lakinya untuk mencetak tegel sendiri. 

Hasil dari pekerjaan tersebut digunakan untuk lantai mushola keluarga, memberikan makna mendalam pada setiap tegel yang kami buat. Setelah kami menguasai keterampilan mencetak tegel, Bapak melangkah lebih jauh dengan membeli alat ukir. Kali ini, beliau meminta kami semua belajar mengukir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun