Dalam situasi yang penuh ketidakpastian tersebut, datanglah investor dari Malaysia yang menawarkan peluang untuk membuka perkebunan kelapa sawit di wilayah Air Kumbang.Â
Bagaikan orang yang sangat haus ditawari air, masyarakat setempat tentu tidak dapat menolaknya. Pada tahun 2008, di Desa Nusamakmur dan Sidomulyo, dibangunlah kebun plasma yang merupakan bagian dari kebun inti milik PT. Tunas Baru Lampung (TBL).Â
Kehadiran kebun kelapa sawit ini membawa harapan baru bagi masyarakat, dengan janji peningkatan ekonomi melalui kemitraan dalam pengelolaan perkebunan.
Namun, ternyata tidak semua petani memilih untuk ikut dalam program plasma, karena mereka masih sayang dengan kebun karetnya yang sudah lama mereka kelola.Â
Meski begitu, melihat peningkatan taraf hidup para petani plasma yang berhasil, banyak di antara mereka akhirnya tertarik untuk menanam sawit secara mandiri di lahan pekarangan dan ladang mereka.Â
Seiring waktu, kebun karet yang dulu mendominasi perlahan berkurang, dan kini yang tinggal hanyalah sedikit petani yang masih mempertahankan kebun karetnya. Sebagian besar lahan tersebut kini telah beralih menjadi kebun sawit yang semakin meluas.
Tarap Hidup Berubah
Sejak kebun plasma kelapa sawit di Desa Nusamakmur mencapai titik surplus (ketika hutang bank dan talangan sudah lunas) pendapatan masyarakat meningkat secara signifikan.Â
Perubahan ini terlihat jelas dari tingkat kesejahteraan penduduk. Jika pada tahun 2009 hanya ada satu orang yang memiliki kendaraan roda empat (Xenia), kini jumlah mobil pribadi telah melampaui 20 unit lebih terdiri dari berbagai merek, (Toyota Fortuner, Rush, Avanza, Kijang Innova, Mitsubishi Pajero Dakar, Terios), ditambah dengan lebih dari 10 truk yang dimiliki warga.Â
Sementara itu, sepeda motor sudah tak terhitung jumlahnya, dengan hampir setiap rumah memiliki setidaknya satu motor, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Kemajuan ini mencerminkan dampak positif dari keberhasilan pengelolaan kebun sawit terhadap perekonomian masyarakat.
Hutan belantara yang dulu lebat kini telah berubah menjadi hamparan luas kebun kelapa sawit. Masyarakat sering menyebutnya sebagai "tambang emas hijau," karena keberadaan perkebunan sawit telah membawa kemakmuran bagi desa. Jika di Cikotok dikenal ada tambang emas kuning, maka di Nusamakmur, Kecamatan Air Kumbang, tambang emas hijau inilah yang menjadi sumber harapan dan penghidupan bagi warganya.