Sebagai hasilnya, kami sekeluarga sudah lama meninggalkan kebiasaan menyeduh daun teh, menggantinya dengan teh alami dari serai, rosela, atau bunga telang yang lebih sehat dan penuh manfaat.
Daun kelor muda dari pekarangan rumah sering kami manfaatkan sebagai campuran dalam masakan.
Ketika membuat sayur bening, misalnya, istri saya selalu menambahkan daun kelor sebagai salah satu bahan utamanya.
Selain itu, sesekali saya juga mengonsumsi jus daun kelor.
Meskipun rasanya pahit dan kurang menyenangkan di lidah, saya tetap meminumnya, karena percaya pada pepatah, "Biarlah pahit sekarang, tapi manis terasa kemudian."Â
Menariknya, istri saya juga sering berkreasi dengan daun kelor ini. Salah satunya adalah menjadikannya campuran saat membuat mi kuah dengan bahan dasar mi instan.
Hasilnya, mi instan yang sederhana menjadi lebih bergizi, berkat tambahan daun kelor yang kaya manfaat.
Dalam penjelasan mengenai pemanfaatan tanaman di atas, saya sengaja tidak membahas manfaat kesehatannya, karena itu bukanlah bidang keahlian saya.Â
Apa yang saya bagikan hanyalah kebiasaan sederhana yang dilakukan oleh keluarga kami dalam memanfaatkan tanaman di pekarangan.Â
Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang manfaat kesehatan dari tanaman-tanaman tersebut, saya sarankan untuk merujuk pada sumber informasi yang valid, seperti publikasi dari dinas kesehatan atau penjelasan para pakar di bidang kesehatan.
Dengan demikian, Anda dapat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.