Saat itu, guru Qur'an Hadits kami mewajibkan setiap siswa untuk menghafal empat hadits setiap minggu. Jika ada yang tidak berhasil menghafal, hukuman pun menanti.
Masih terbayang dalam ingatan ketika kawan saya ditarik jambangnya (rambut dekat kupingnya) ke atas.Â
Karena terasa sakit ia menjinjitkan kakinya, namun tetap pak guru narik ke atas. Kawan saya nangis, baru dilepaskan.
Setelah peristiwa itu kawan saya berubah total, nggak pernah dihukum lagi, dia lebih rajin belajar dan menghafal, dan kalau ulangan dia tidak lagi mendapat nilai kurang.Â
Peristiwa itu tidak membuatnya dendam, tapi tampaknya mempengaruhinya untuk menjadi lebih disiplin dalam belajar.
Anda bisa membayangkan , bagaimana kalau itu terjadi pada zaman sekarang. Mungkin guru itu sudah dibui atau didenda karena dianggap salah ketika mendisiplinkan siswa.
2. Hormat dan Takut Kualat
Masih terbayang dalam ingatan, ketika sekolah di MTs, dari rumah ke sekolah saat itu jalan kaki (-/+ 2 KM) pulang pergi setiap hari.Â
Kadang-kadang, kami berangkat ke sekolah bersama-sama dengan para guru. Ada dua guru yang paling sering berangkat bareng dengan saya, Pak Juhdi (alm), guru Kesenian di MTsN Rongga, dan Pak Juki, guru Kesenian di SMPN Cihampelas. Setiap pagi, hampir setiap hari, kami berjalan kaki bersama menuju sekolah.
Suatu hari saya berangkat naik sepeda bersama teman, Kusnadi dan Nanang namanya. Ketika sampai di Kampung Selakopi, di depan ada pak Juhdi dan pak Juki berjalan kaki.Â
Kami bertiga nggak berani melewati beliau berdua, kami pun turun menuntun sepeda.