Pantun menunjukkan keindahan dalam pilihan kata dan struktur kalimat. Dalam memilih kata agar rimanya indah, usahakan minimal memiliki vokal akhir yang sama, bukan hanya huruf akhir. Contohnya, kata "kulit" dan "sulit" memiliki bunyi akhir yang sama, yaitu "-it," sementara "sawah" dan "mudah" memiliki bunyi akhir yang sama, yaitu "-ah."
Dengan memperhatikan rima ini, pantun akan terdengar lebih harmonis dan menyenangkan ketika dibaca atau didengar, menciptakan efek musikal yang menjadi salah satu ciri khas keindahan pantun.
Tips Membuat Pantun
Pak Miftahul memberikan tipsnya tentang bagaimana cara membuat pantun yang baik, yaitu sebagai berikut:
- Mencari Akhiran (Bunyi Akhir) yang Sama
Pertama, temukan kata-kata yang memiliki bunyi akhir yang sama. Ini akan membantu menciptakan rima yang indah dan harmonis dalam pantun. Misalnya, kata-kata dengan akhiran "-ah" atau "-it" dapat digunakan untuk membuat rima yang konsisten.
- Buat Isinya Dulu Baru Sampiran
Mulailah dengan menentukan isi atau maksud dari pantun, yang terletak pada baris ketiga dan keempat. Setelah itu, buatlah sampiran atau pembayang yang sesuai pada baris pertama dan kedua. Ini membantu memastikan bahwa isi pantun tetap fokus dan bermakna.
- Jangan Memakai Nama Orang atau Merk Dagang
Hindari menggunakan nama orang atau merk dagang dalam pantun. Hal ini untuk menjaga agar pantun tetap umum dan dapat dinikmati oleh semua orang tanpa adanya bias atau promosi terselubung.
- Lihat Tanda Baca Setiap Akhir Barisnya
Perhatikan tanda baca di akhir setiap baris pantun. Baris pertama, kedua, dan ketiga biasanya diakhiri dengan tanda koma (,), sedangkan baris keempat diakhiri dengan tanda titik (.). Penggunaan tanda baca yang tepat membantu menjaga ritme dan pemahaman pantun.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat membuat pantun yang tidak hanya indah secara rima dan struktur, tetapi juga kaya akan makna dan mudah dipahami.
Demikian catatan pertemuan ke-14 dari kegiatan KBMN PGRI Gelombang ke-31. Malam ini saya Banyak belajar dan belajar banyak tentang pantun. Dan dari tulisan ini semoga bermanfaat bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H