Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita Umroh yang Menggetarkan Hati: Kenangan Indah dan Pengalaman Tak Terlupakan

1 Juni 2024   13:21 Diperbarui: 1 Juni 2024   13:31 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Saat di 'Arofah (Dokpri)

Keesokan harinya, setelah melaksanakan salat subuh, teman saya datang menjemput di hotel. Saya pun mengajak isteri, kakak ipar, dan besan untuk ikut bersama kami berjalan-jalan mengelilingi kota Mekkah. Sepanjang perjalanan, teman saya dengan antusias menjelaskan berbagai gedung, jalan, dan hal-hal menarik yang kami lewati. Dia bahkan menjelaskan tentang 'sajarotu Sukarno', sebuah pohon yang memiliki cerita tersendiri dan menarik perhatian kami.

Setelah puas berkeliling kota Mekkah dan menikmati keindahan serta keunikan kota suci ini, teman saya mengantarkan kami kembali ke hotel. Dengan penuh rasa terima kasih dan kenangan indah, kami berpamitan. Teman saya harus segera kembali ke tugasnya, karena sudah ditunggu oleh bosnya.

3. Ada anggota rombongan yang hilang

Baru dua hari di Mekkah, sudah terjadi kehebohan di kelompok kami. Seorang anggota kelompok kami hilang sepulang dari Masjidil Haram. Kawan sekamarnya sudah lama mencarinya ke berbagai tempat namun belum juga menemukan.

Saat akhirnya bertemu, bukannya lega, malah terjadi ketegangan. Yang mencari malah disalahkan oleh yang dicari.

"Bapak ini ke mana saja? Kami sudah lama mencari ke mana-mana, tak tahunya Bapak di sini," kata yang mencari dengan nada cemas bercampur lega.

"Ah, kau bodoh! Aku dari tadi di sini," jawab yang dicari dengan nada marah, memarahi teman yang mencarinya.

Dengan perasaan campur aduk, mereka akhirnya kembali ke hotel. Setibanya di hotel, peristiwa tersebut langsung menjadi perhatian pembimbing kami. Sang pembimbing dengan tenang berbicara kepada mereka, memberikan nasihat agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi dengan baik.

4. Tak usah repot-repot, minta tolong pelayan saja

Satu lagi kisah yang tak terlupakan saat kami di Mekkah. Ketika sedang makan di restoran hotel, saya dan isteri duduk semeja dengan muthowif. Setelah mengambil nasi dan lauknya, saya berniat untuk berdiri dan mengambil air minum. Namun, sebelum saya sempat pergi, muthowif menahan saya. "Tunggu di sini saja," katanya.

Beberapa saat kemudian, muthowif memanggil seorang pelayan. "Ta'al, suwayyah, a'tinii moya," ujarnya dengan tenang. Pelayan yang dipanggil langsung datang dengan membawa seceret air putih, yang kemudian diletakkan di atas meja kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun