Wahai penulis, takdirnya memang begitu,
Segala yang diamati menjadi makna baru.
Jemari menari, tinta menorehkan jejak,
Angan merdeka, bagai merpati lepas dari dakap.
Tak kenal lelah, tak henti menggali arti,
Hingga terangnya segala misteri yang tersembunyi.
Dengan kata kau mampu ungkapkan sunyi,
Membuka tabir cerita yang belum tersaji.
Namamu harum, bak melati mekar mewangi,
Saat dunia mencibir, kau hadir penuh simpati.
Tak lekang digerogoti waktu yang terus berganti,
Menulislah terus, walau raga telah tiada nanti.
Biarkan karya abadi, meski jasad telah fana,
Pengingat bagi insan, betapa makna tiada terkira.
Penulis sejati, pewaris peradaban dunia,
Jejakmu tak lekang, meski zaman terus bergulir berganti masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H