Wahai penulis, takdirnya memang begitu,
Segala yang diamati menjadi makna baru.
Jemari menari, tinta menorehkan jejak,
Angan merdeka, bagai merpati lepas dari dakap.
Tak kenal lelah, tak henti menggali arti,
Hingga terangnya segala misteri yang tersembunyi.
Dengan kata kau mampu ungkapkan sunyi,
Membuka tabir cerita yang belum tersaji.
Namamu harum, bak melati mekar mewangi,
Saat dunia mencibir, kau hadir penuh simpati.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!