Mohon tunggu...
Asep Imansyah
Asep Imansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1-Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran

Hobi membaca dan menulis tentang sejarah baik fiksi maupun non-fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Keunikan Anil Onol: Warisan Budaya Kuliner Khas Majalengka

6 Juli 2024   12:59 Diperbarui: 8 Juli 2024   09:25 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anil Onol, dengan segala keunikan dan kelezatannya, menjadi simbol penting dari kekayaan budaya kuliner khas Majalengka, khususnya di daerah Cigasong. Hidangan yang dikenal di daerah lain sebagai Gurandil atau Ongol ini, memiliki ciri khas tersendiri yang tercermin dari nama dan cara pembuatannya. 

Bahan-bahan sederhana yang diolah dengan penuh kearifan lokal, menghasilkan rasa yang autentik dan kenyal. Penamaan "Anil Onol" sendiri berasal dari dialek lokal yang menambah nuansa tradisional dan kebanggaan masyarakat setempat terhadap warisan kuliner mereka. Tradisi ini terus dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi, menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai budaya yang melekat pada makanan ini. 

Keberadaan Anil Onol tidak hanya sebatas sebagai makanan lezat, tetapi juga sebagai cerminan kehidupan dan identitas masyarakat Majalengka. Harga yang terjangkau membuatnya dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, menjadikannya camilan yang populer dan mudah diakses. Setiap gigitan Anil Onol mengingatkan kita akan kesederhanaan dan kehangatan kehidupan di Majalengka, serta rasa syukur dan kemakmuran yang dirayakan melalui makanan. 

Dengan melestarikan tradisi pembuatan dan penikmatan Anil Onol, masyarakat Majalengka tidak hanya menjaga warisan leluhur tetap hidup, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya di tengah arus modernisasi yang kian maju. Anil Onol adalah bukti nyata bahwa di balik setiap hidangan tradisional, tersimpan sejarah dan nilai-nilai yang patut dihargai dan dilestarikan.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nuril. (2023). Resep Gurandil Antialot untuk Menu Takjil Buka Puasa. Diakses tanggal 22 Juni pukul 19.50 WIB dari https://www.kompas.com/food/read/2023/03/18/220300475/resep-gurandil-antialot-untuk-menu-takjil-buka-puasa.

Hakim, Esty Ridho. (2024). Cenil /Cethil /Gurandil. Diakses tanggal 22 Juni 2024 pukul 19.56 dari https://cookpad.com/id/resep/17239060-cenil-cethil-gurandil?ref=search&search_term=gurandil.

Rayhan Ramadhan, M. (2022). Eksperimen Pembuatan Ongol-ongol Dengan Menambah Buah Durian Sebagai Bahan Perasa (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Media Kreatif).

Reizava. (2022). Cara Membuat Gurandil/Cenil Jajanan Pasar Sederhana Mudah Simpel. Video diakses pada tanggal 22 Juni 2024 pukul 19.47 WIB dari https://www.youtube.com/watch?v=DyiJQlKda2I&list=LL&index=5.

Runtiko, A. G. (2020). Makna Komunikasi di Balik Makanan Tradisional. Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna, 16(1).

Wawancara Yati 10 Juni 2024 pada pukul 19.57 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun