Belajar Dari Sebuah Penyesalan
Anak-anakku, seperti kita ketahui bulan Oktober adalah bulannya kesadaran pemuda untuk membina persatuan dan kesatuan bangsa, dalam rangka mencapai kemajuan dan kemakmuran bangsa. Untuk itu kalian sebagai pemuda yang merupakan tulang punggung untuk membangun masa depan bangsa harus memiliki semangat/kemampuan untuk merubah, misalkan merubah mental bangsa yang tadinya lebih bangga akan produk-produk luar negeri menjadi bangsa yang bangga dengan produk-produk dalam negerinya.... atau hal-hal lainnya yang menjadi kekurangan/keterbelakangan bangsa kita menjadi menjadi setara atau bahkan lebih maju dari bangsa lain.
Lalu dari manakah semangat/kemampuan untuk berubah itu dimulai...? untuk itu pertama-tama, marilah kita belajar pada sebuah makam kuno di Negara Inggris yang berasal dari abad X, dimana pada batu nisan makam tersebut tertulis rangkaian kata-kata penyesalan yang dapat menjadi inspirasi kita untuk mengawali suatu perubahan sebagaimana berikut:
Ketika kumasih belia
Kubermimpi mengubah dunia
Seiring bertambahnya usia
Kudapati dunia tak kunjung berubah
Maka mimpiku pun kuganti
Kuingin mengubah negeriku sendiri
Namun hasrat itu pun tak pernah kucapai
Dan ketika ku telah di ambang senja
Dengan semangatku yang masih tersisa
Kuputuskan untuk mengubah keluarga
Mengubah orang-orang yang paling dekat denganku
Tetapi celakanya mereka pun tak hendak berubah jua
Dan kini ...
Di kala kuberbaring saat ajal menjelang datang
Tiba-tiba kusadari ...
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku sendiri
Dengan menjadikan diriku sebagai teladan
Mungkinkuakan bisa mengubah keluargaku
Lalu berkat dorongan mereka
Aku mampu memperbaiki negeriku
Dan siapa tahu, aku bisa mengubah dunia
Anak-anakku, dari kata-kata penyesalan seseorang tersebut yang dia abadikan di batu nisannya, kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga:
- Pertama, dalam lingkup yang luas, untuk mengubah suatu bangsa menjadi bangsa yang maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa yang telah maju lainnya, mustahil dilakukan jika para rakyatnya tidak memulai dengan merubah dan memperbaiki kualitas diri mereka sendiri masing-masing untuk lebih maju.Dalam hal ini sesuai dengan apa yang sering kita dengar dari para dai bahwa “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum/bangsa, jika kaum/bangsa tersebut tidak menginginkan adanya perubahan”
- Kedua, dalam lingkup yang lebih kecil, misalkan sekolah kita yang saat ini sedang berusaha untuk mensejajarkan diri dari sisi kualitas dengan sekolah-sekolah yang berprestasi secara internasional lainnya baik dengan sekolah-sekolah yang ada di negara kita maupun di seluruh belahan dunia, upaya sekolah ini akan sia-sia jika kita sebagai bagian dari sekolah ini tidak berusaha untuk meningkatkan kualitas diri kita masing-masing agar kemampuan kita dapat bersaing sacara global.
- Ketiga dalam lingkup yang khusus, kita tidak akan pernah mendapatkan apa pun yang kita inginkan jika kita tidak berusaha untuk memulainya. Misalkan kalian tidak akan pernah bisa menguasai suatu pelajaran dengan tanpa memulai untuk mempelajarinya,... kalian tidak akan bisa memperbaiki nilai tengah semester kalian jika kalian tidak memulai untuk memperbaikinya. Semakin awal kalian untuk memulai, maka semakin awal kalian mencapai hasil yang kalian inginkan.
- Dan pada akhirnya kita berharap agar kata-kata penyesalan di makam tersebut tidak akan pernah kita ucapkan karena kita belajar dari kata-kata penyesalan tersebut bahwa sesuatu keinginan yang besar harus kita mulai dengan mencapai/melakukan hal-hal yang kecil yang dapat kita lakukan semampu kita secara terus menerus, yang pada akhirnya secara tidak terasa akan mendekatkan kita pada pencapaian keinginan besar tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H