Selanjutnya, tinggal memasukkan nada-nada yang diinginkan, sesuai dengan genre-nya. Pasalnya, setiap genre musik ditambah dengan kultur musikal yang berbeda dari setiap bangsa memiliki sistem skala nada yang berbeda.Â
Beberapa di antaranya: tetratonik atau skala empat nada, pentatonic atau skala lima nada heksatonik atau skala enam nada, heptatonik atau skalatonik, dan diatonic atau skala yang menggunakan dua interval , yaitu tangga nada setengah dan tangga nada penuh. Di Indonesia sendiri, terutama Pulau Jawa dan Bali, ada dua genre skala pentatonik yang biasa kita kenal dengan titi laras sendro dan pelog.
Keempat, coba nyanyikan, mainkan, dan revisi
Setelah lagu jadi, sebaiknya segera nyanyikan dan mainkan dengan alat musik sederhana, seperti gitar atau piano. Ini adalah fase trial and error di mana revisi akan banyak dilakukan setelah menemukan kejanggalan saat menyanyi dan memainkan alat musik.Â
Kejanggalan yang dimaksud di sini akan ditemukan ketika kita menggarapnya dengan hati. Tidak heran, nanti kita akan sering berkata, "Kok kayak ada yang kurang pas deh di sini."
Kelima, dokumentasikan karya
Ketika lagu sudah jadi, kurang pas rasanya jika hanya disimpan sendiri dalam catatan pribadi. Di era modern seperti sekarang, lebih baik segera wujudkan karya nyata dengan merekamnya.Â
Kalau mau kualitasnya istimewa, memang proses pembuatan audio dan video dlakukan secara terpisah. Lalu, segera posting ke situs berbagi seperti soundcloud, youtube dan sebagainya. Jangan lupa untuk dibagikan di media sosial supaya banyak orang bisa melihat karya kita !
Ini salah satu karya kami:
Kamu sudah siap menulis lagu ?