Sekolah Adiwiyata
Berdasarkan wawancara terhadap pembina adiwiyata, Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang bersifat peduli lingkungan, tidak hanya siswa saja yang telibat dalam kepedulian lingkungan namun seluruh warga sekolahpun terlibat didalamnya. Sekolah Adiwiyata bukanlah hanya sekolah yang mempunyai banyak pepohonan rindang melainkan perlu adanya tingkat kesadaran tinggi yang harus dimiliki oleh setiap warga sekolah terhadap kebersihan lingkungan.
SMAN 2 Rambah Hilir telah tercatat menjadi Sekolah adiwiyata tingkat Provinsi pada tahun 2014 dan 2015. SMAN 2 Rambah Hilir juga mengikuti seleksi Sekolah Adiwiyata tingkat nasional, sangat disayangkan SMAN 2 Rambah Hilir tidak lolos dikarenakan nilainya kurang untuk memenuhi kriteria Sekolah Adiwiyata tingkat nasional. Di Rokan ulu ini hanya ada satu yang merupakan Sekolah Adiwiyata tingkat nasional, yaitu SMAN 1 Tambusai. Sedangkan tingkat provinsi ada SMAN 2 Rambah Hilir dan SDN 001 Rambah.
Disaat seperti ini, keadaan lingkungan SMAN 2 Rambah Hilir sangat kotor. Penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyatapun diragukan. Penelitian ini mengungkapkan bahwasannya pembina Adiwiyata dan ketua Osis mengatakan bahwa SMAN 2 Rambah Hilir memang benar-benar Sekolah Adiwiyata, karena sudah seleksi tingkat provinsi. Penurunan tingkat kebersihan sekolah dikarenakan kurangnya kesadaran seluruh warga sekolah dalam kebersihan lingkungan.
Peranan Sekolah, Osis dan Siswa
Dalam penciptaan Sekolah Adiwiyata tidak hanya siswa saja yang berperan, melainkan seluruh warga sekolah. Disamping itu peranan guru dan sekolah dalam menciptakan Sekolah Adwiyata juga penting, seperti saat ini sekolah telah menerapkan mata pelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan dan juga kelengkapan sarana dan prasarana yang tentu akan terjaganya kebersihan lingkungan.
Kelengkapan sarana dan prasarana tidak akan berfungsi bila siswanya tidak mendukung program kerja sekolah tersebut. Jadi, dalam hal ini siswalah yang mempunyai peranan yang sangat penting. Karena dalam penciptaan Sekolah Adiwiyata sangat diperlukan kerja sama antara pihak sekolah dan siswa yang nantinya siswa yang menjalankan program sekolah. Contohnya seperti yang kita lihat, sekolah menerapkan program piket lingkungan dan siswa yang menjalankan program tersebut. Dengan adanya piket lingkungan tersebut sekolah sangat terbantu dalam kebersihan lingkunganyang sudah tertata dengan rapi.
Namun, akhir-akhir ini piket lingkungan tidak berjalan dengan maksimal, dikarenakan sekarang kesadaran siswanya sudah berkurang. Pembina Adiwiyata mengatakan bahwa untuk mengantisipasi kesadaran siswa yaitu dengan diberikannya motivasi-motivasi. Dalam osis juga akan diadakan perteman bagaimana tindak lanjutnya supaya SMAN 2 Rambah Hilir tetap menjadi Sekolah Adiwiyata.
Disini Osis juga berperan, seperti saat ini Osis telah menerapkan beberapa program kerja yang menunjang Sekolah Adiwiyata yaitu dengan dilapisinya tong sampah dengan karung. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembuangan sampah ke TPA, dan pemberian denda kepada sipembuang sampah sembarangan.
Namun beberapa program kerja Osis belum berjalan secara maksimal. Kerena menurut ketua osis, Yusuf Setiawan mereka sedang berkonsentrasi dengan Festival Nasyid, sebelum Festival Nasyid dimulai dalam seminggu akan diadakan bersih-bersih lingkungan. Disinilah kekurangan yang dimiliki oleh siswa, kalau hanya ada acara besar saja baru melakukan bersih-bersih. Kebiasaan siswa/i ini akan di rapatkan oleh pihak sekolah bagaimana cara untuk menyadarkan siswa/i bahwasanya pentingnya kebersihan lingkungan.
Melalui koordinator kebersihan lingkungan yang dipegang oleh M Rapian Tarigan, yang bertugas mengontrol piket lingkungan, piket kelas, dan mengontrol TPA, namun tetap saja keadaan SMAN 2 Rambah Hilir masih kotor . Kelalaian siswa dalam lingkungan membuat masyarakat bertanya-tanya, kelayakan SMAN 2 Rambah Hilir menjadi Sekolah Adiwiyata.
Kelayakan SMAN 2 Rambah Hilir Menjadi Sekolah Adiwiyata
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembina Adiwiyata dan ketua oasis serta pengisian angket oleh siswa, banyak siswa yang menyatakan bahwa SMAN 2 Rambah hilir masih layak menjadi Sekolah Adiwiyata. Pembina Adiwiyata mengatakan bahwa SMAN 2 Rambah Hilir layak menjadi Sekolah Adiwiyata karena masih dalam ketentuan, sarana dan prasarana pun masih mendukung tidak hanya kebersihan lingkungan saja sekolah itu disebut sebagai Sekolah Adiwiyata. Namun pada akhir-akhir ini saja kebersihan lingkungan menurun, kerena kurangnya kesadaran siswa.
Sedangkan menurut ketua osis sendiri, SMAN 2 Rambah Hilir belum layak menjadi sekolah Adiwiyata, kerena banyak sekali kekurangannya. Disisni hanya ada pepohonan, belum ada variasi bunga dan tanaman lainya, seperti bunga gantung dll. Didepan kelas pun masih ada taman kelas terlihat gersang. Namun osis akan berkerja sama dengan pihak Adiwiyata untuk mengusahakan bahwa sekolah sekolah ini layak menjadi Sekolah Adiwiyata.
Hasil angket yang diambil dengan sampel kelas XII 21 orang, kelas XI 31 orang dan kelas X 31 orang. Isi angket antara lain:
HITAMKAN SALAH SATU PILIHAN YANG ANDA ANGGAP BENAR DAN BERDASARKAN FAKTA!
Bagaimana keadaan lingkungan SMAN 2 Rambah Hilir?
Bersih
Kotor
Apakah piket lingkungan berkerja secara maksimal?
Ya
Tidak
Apakah anda nyaman belajar di SMAN 2 Rambah Hiir?
Ya
Tidak
Apakah banyak siswa/i SMAN 2 Rambah hilir yang membuang sampah sembarangan?
Ya
Tidak
Apakah anda pernah melihat dan menegur siswa/i yang membuang sampah sembarangan?
Pernah
Tidak
SMAN 2 Rambah Hilir mendapatkan penghargaan sebagai sekolah adiwiyata, dengan keadaan lingkungan yang saat ini, layakkah SMAN 2 Rambah Hilir disebut sebagai sekolah adiwiyata?
Pantas
Tidak
Dapat disimpulakan bahwa SMAN 2 Rambah Hilir ternyata masih layak dikatakan sebagai Sekolah Adiwiyata. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dan hasil angket. Meskipun kebersihan lingkungan yang menurun dari tahun sebelumnya, namun kelengkapan sarana dan prasarana masih memadai. Perlu adanya kerjasama antara sekolah dan siswa untuk tetap berusaha dalam penciptaan sekolah Adiwiyata.
Mata pelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan merupakan program yang sangat bagus karena setiap siswa dapat menanamkan jiwa cinta lingkungan. Banyak siswa yang menganggap bahwa SMAN 2 Rambah Hilir layak mendapatkan penghargaan sebagai sekolah adiwiyata.
Kasadaran terhadap lingkungan sangat dibutuhkan dalam penciptaan sekolah Adiwiyata. Dengan adanya kesadaran yang tinggi pasti terciptanya lingkungan yang bersih tanpa susah payah dalam membersihkan lingkungan. Jadi, marilah kita tingkatkan rasa kasadaran terhadap lingkungan guna untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah yang berserakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H